Inggris-Jerman Kembangkan Vaksin Khusus untuk Lawan Varian Baru COVID-19

Inggris telah menyetujui kesepakatan dengan perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac, untuk bekerja sama mengembangkan vaksin melawan varian baru virus corona COVID-19 dan menargetkan pesanan awal untuk 50 juta dosis jika diperlukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2021, 15:50 WIB
Vaksin COVID-19 Pfizer Inc and BioNTech dipotret di Rumah Sakit Anak Rady, San Diego, California, Amerika Serikat, 15 Desember 2020. Vaksin COVID-19 buatan Pfizer telah mendapat otorisasi darurat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Meksiko. (ARIANA DREHSLER/AFP)

Liputan6.com, London - Inggris telah menyetujui kesepakatan dengan perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac, untuk bekerja sama mengembangkan vaksin melawan varian baru virus corona COVID-19 dan menargetkan pesanan awal untuk 50 juta dosis jika diperlukan.

Perdana Menteri Boris Johnson mengutip kemungkinan varian baru virus corona sebagai salah satu risiko terbesar untuk peluncuran vaksin dan berharap ekonomi dapat mulai dibuka kembali setelah penguncian pada musim semi.

Pemerintah mengatakan vaksin Pfizer/BioNTech serta Oxford/AstraZeneca yang saat ini diluncurkan tampaknya bekerja dengan baik terhadap varian yang saat ini dominan di Inggris.

"Tetapi kami harus siap menghadapi semua kemungkinan dan meningkatkan kapasitas manufaktur Inggris Raya untuk mengembangkan vaksin guna memerangi varian baru penyakit tersebut, dengan memanfaatkan keahlian genomik terkemuka dunia," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock dalam pernyataan, Jumat 5 Februari 2021 --Reuters mewartakan, dikutip dari Antara, Sabtu (6/2/2021).

Pemerintah mengatakan hampir semua vaksin yang dikembangkan melalui kemitraan tersebut merupakan varian dari suntikan CureVac yang ada, yang saat ini sedang menjalani uji klinis tahap akhir.

Untuk CureVac, aliansi itu menandai langkah lain untuk mengejar ketertinggalan dari pengembang vaksin mRNA terkemuka BioNTech dan Moderna dan untuk mendapatkan kembali posisi terdepan untuk vaksin generasi baru, yang mencegah lebih dari satu varian dalam satu pengobatan.

Pada Rabu (3/2), CureVac mengumumkan kemitraan dengan GlaxoSmithKline Inggris untuk pengembangan vaksin tersebut.

CureVac mengatakan memilih Inggris karena peran utamanya dalam menganalisis susunan genetik virus saat patogen berkembang, dan pemimpin negara itu mulai meluncurkan generasi pertama vaksin.

"Pemerintah Inggris dan Satgas Vaksinnya telah berada di garis depan dalam pengawasan, pengembangan vaksin, dan pengiriman vaksin untuk penyebaran selama pandemi ini," kata Kepala Pejabat Bisnis dan Kepala Pejabat Komersial CureVac Dr. Antony Blanc.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

WHO Cemas Vaksin Saat Ini Tak Manjur Lawan Varian Baru COVID-19

Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)

Sebelumnya, Direktur Eropa untuk Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO cemas atas apakah vaksin COVID-19 akan terbukti efektif terhadap varian baru virus corona.

"Virus ini masih memiliki keunggulan di atas manusia," kata Direktur Eropa WHO Hans Kluge kepada kantor berita AFP pada Jumat 5 Februari 2021, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (6/2/2021).

Ditanya apakah vaksin yang tersedia sejak Desember 2020 akan efektif melawan varian baru COVID-19, dia dengan cemas menjawab: "Itu pertanyaan besar. Saya prihatin."

"Kita harus siap" untuk varian baru COVID-19, katanya, menyerukan negara-negara untuk memperluas kapasitas pengurutan genomik mereka, sebuah proses yang memetakan kode genetik virus.

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya