KKP Bangun Tunnel Garam di Kebumen

KKP melalui program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) terus berinovasi untuk meningkatkan volume produksi, kualitas, dan penyimpanan garam menjadi lebih baik.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Feb 2021, 11:45 WIB
Petani memanen garam di Sidoarjo, Jawa Timur, 16 September 2019. Menurut petani, meningkatnya produksi garam saat musim kemarau dari lima ton menjadi delapan ton per minggu, mengakibatkan harga garam di tingkat petani tradisional untuk kualitas nomor satu menurun. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) terus berinovasi untuk meningkatkan volume produksi, kualitas, dan penyimpanan garam menjadi lebih baik.

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan membangun rumah tunnel garam di Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit, Kebumen, Jawa Tengah.

Menurut Direktur Jasa Kelautan, Miftahul Huda, belajar garam sekaligus menikmati cara membuat garam di pantai selatan akan menjadi pengalaman baru melalui kehadiran tunnel tersebut. Tunnel garam ini diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian.

"Tunnel garam ini tentunya diharapkan dapat membawa kemajuan bagi kelompok masyarakat garam di Kebumen, dan memicu pengembangan ekonomi di pantai selatan," kata Huda seperti dikutip dari keterangan resminya pada Jumat (5/1/2021).

Tak hanya jadi tempat produksi garam, tunnel garam Tlogopragoto juga menjadi atraksi wisata baru di Kebumen dan pantai selatan.

"Tempat tunnel juga bagus buat swafoto (selfie). Jadi, kalau ke Kebumen atau pantai selatan, mampir di tunnel garam Tlogopragoto. Ini jadi pilihan lain," tutur Huda.

Ia mengungkapkan, lokasinya cukup strategis karena berada di pinggir jalan dan hanya berjarak 30 menit dari bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA).

Rumah tunnel garam merupakan salah satu metode produksi garam yang memanfaatkan teknologi rumah kaca kristalisasi garam. Penerapan metode ini memungkinkan produksi garam dilakukan sepanjang tahun termasuk dalam musim penghujan.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Lahan yang Ada

Petambak Garam Cirebon mengeluh harga jual yang anjlok ditengah melimpahnya hasil produksi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Produksi garam dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada, dan menambahkan wadah tampungan dengan bantuan geoisolator dan penutup yang dirangkai seperti lorong/terowongan atau disebut dengan tunnel.

Pada 2020, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya telah membangun 40 unit tunnel di Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit, Kebumen.

"40 tunnel ini yang akan dijadikan meja garam oleh kelompok berjumlah 6 tunnel. Pengalaman yang sudah ada, setiap tunnel meja garam dalam waktu 15 hari (bahkan di musim hujan) dapat dipanen 3,5 ton garam," jelas Huda.

Selain di Kebumen, KKP juga telah memberikan bantuan rumah tunnel garam di Pidie Jaya, Cilacap, Gunungkidul, dan Tuban.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya