Cukup 1 Dosis, Vaksin AstraZeneca Diklaim Mampu Kurangi Penularan COVID-19

Vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca terindikasi bisa kurangi penularan COVID-19 dengan 1 suntikan saja.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Feb 2021, 11:10 WIB
Botol vaksin COVID-19 terlihat sebelum dikemas di Serum Institute of India, Pune, India, Kamis (21 Januari 2021). Serum Institute of India adalah pembuat vaksin terbesar di dunia dan telah dikontrak untuk memproduksi miliar dosis vaksin AstraZeneca-Oxford University. (AP Photo/Rafiq Maqbool)

Liputan6.com, London - Studi terbaru dari Universitas Oxford menemukan indikasi bahwa vaksin AstraZeneca bisa mengurangi penularan COVID-19 dan memberikan perlindungan kuat selama tiga bulan. Hal itu bisa dicapai dengan satu dosis saja.

Dilansir AP News, Kamis (4/2/2021), umumnya vaksin COVID-19 butuh dua dosis. Pemerintah Inggris menunda pemberian dosis kedua hingga 12 minggu agar lebih banyak orang dapat segera mendapat dosis pertama.

Penelitian Oxford ini bisa membenarkan strategi kontroversial dari pemerintah Inggris itu.

Di Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci juga mendapat tuduhan sengaja menunda pemberian dosis kedua. Dr. Fauci berkata akan mengikuti sains. Vaksin Pfizer dan Moderna diberikan dengan jarak tiga sampai empat minggu.

Sebelumnya belum jelas apakah vaksinasi juga dapat menghentikan penularan virus, yaitu apakah orang yang sudah divaksin bisa tertap tertular, namun tidak jatuh sakit, tapi masih bisa menularkan COVID-19.

Vaksin AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer memiliki kemanjuran antara 70 persen hingga 95 persen. Meski demikian, pakar kesehatan tetap mengimbau supaya warga tetap memakai masker dan menjaga jarak walau telah divaksin.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Indonesia dapat hingga 23 Juta Dosis Vaksin COVID-19 AstraZeneca pada Kuartal I - II 2021

Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Pada Sabtu, 30 Januari 2021, Indonesia telah menerima konfirmasi mengenai indikasi alokasi tahap awal vaksin multilateral, yaitu dari mekanisme Covax Facility. Sesuai dengan surat dari GAVI, di tahap awal, Indonesia akan menerima 13,7-23,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang akan dikirim melalui 2 tahap, yaitu: kuartal I, sebanyak 25-35%, dan kuartal II sebanyak 65-75% dari alokasi awal tersebut.

Distribusi vaksin akan dilakukan setelah vaksin AstraZeneca mendapatkan WHO EUL (Emergency Use Listing), telah mendapatkan validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force (AIVG) dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai dengan perkiraan awal, demikian seperti dikutip dari keterangan pers Kemlu.go.id, Minggu (31/1).

Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melakukan koordinasi dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, guna menindaklanjuti beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia sebagai persiapan pengiriman vaksin, Emergency Use Authorization, aturan identifikasi, jalur distribusi dan rencana vaksinasi nasional.

Sementara itu, Kemenkes dalam pernyataan persnya menyebut bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat digunakan untuk memvaksinasi penduduk usia 60 tahun keatas. 

 

3 dari 4 halaman

Keberhasilan Diplomasi

Vaksin Oxford / AstraZeneca saat ini sedang dalam tahap pengujian akhir. (Universitas Oxford/ John Cairns)

Berdasarkan surat dari GAVI tertanggal 29 Januari 2021, aliansi telah memberikan konfirmasi mengenai indikasi alokasi tahap awal sebesar 13,7 juta hingga 23,1 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk Indonesia yang nantinya akan dikirimkan melalui dua tahap. 

Dalam laman resminya, dikutip Senin (1/2/), Kemenkes mengungkapkan bahwa kedua tahap tersebut yaitu di kuartal I sebanyak 25 hingga 35 persen dan kuartal II sebanyak 66 sampai 75 persen dari alokasi tahap awal tersebut.

"Ini merupakan keberhasilan diplomasi kita, melalui COVAX kita mendapatkan akses vaksin gratis dan dalam waktu yang cepat tentunya akan melengkapi jenis vaksin yang sudah ada saat ini," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidizi.

Distribusi vaksin bisa mulai dilakukan setelah vaksin AstraZeneca mendapatkan Emergency Use Listing dari World Health Organization, mendapat validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force, dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai perkiraan awal.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah melakukan koordinasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin guna menindaklanjuti beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia sebagai persiapan pengiriman vaksin COVID-19 AstraZeneca.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya