Meski Perlu Ongkos Tinggi, Pengelola Pertahankan Borobudur Tetap Beroperasi

Berbagai destinasi wisata dipertahankan untuk tetap beroperasi, salah satunya Candi Borobudur

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2021, 20:30 WIB
Pengelola Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menyiapkan protokol kesehatan yang ketat bagi wisatawan yang berkunjung pada masa uji coba pembukaan wisata candi tersebut mulai Rabu, 1 Juli 2020. (Liputan6.com/ Kemenparekraf)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT. Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono mengatakan sektor pariwisata sempat memiliki harapan besar untuk memasuki masa pemulihan di akhir tahun 2020. Momentum libur akhir tahun menjadi pengharapan besar bagi para pelaku usaha pariwisata dan turunannya untuk kembali bergeliat.

Sayangnya harapan dan optimisme tersebut pupus saat pemerintah membuat kebijakan menghapus libur akhir tahun demi menekan penyebaran virus corona yang terus mengalami peningkatan.

"Tapi ketika ada kebijakan yang meniadakan liburan akhir tahun membuat sejumlah usaha ini kembali terpuruk lagi," kata Edy dalam talk show virtual BNPB Indonesia bertajuk: Strategi Kebangkitan Pariwisata di Tengah Pandemi, Jakarta, Jumat (29/1).

Apalagi, lanjut Edy, di awal tahun 2021 pemerintah kembali menerapkan kebijakan pembatasan yang diperketat. Tak hanya di Jakarta, melainkan di Pulau Jawa dan Bali dengan program Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Bahkan belum lama ini kebijakan kembali diperpanjang hingga 8 Februari 2021 mendatang.

"Apalagi awal tahun ini diperpanjang sampai sebulan, ini kami kehilangan (pasar) betul," kata dia.

Kini, para pengusaha menaruh harapan besar pada program vaksinasi nasional yang sudah mulai berjalan sejak dua pekan lalu. Meski program tersebut belum ditujukan kepada masyarakat umum, namun dia meyakini kondisi akan membaik seiring terlaksananya imunisasi massal.

Sambil berjalan, pihaknya pun terus melakukan berbagai persiapan. Berbagai destinasi wisata yang dalam kendalinya dipertahankan untuk tetap beroperasi. Hal ini dilakukan demi menjaga suasana agar tak mati karena penutupan sementara.

"Supaya suasana ini tetap hidup, jangan sampai suasana itu jadi mati," kata dia.

Sebab pelajaran yang dipetik tahun lalu mengajarkan penutupan wisata berdampak pada masa kebangkitannya. "Kalau kita tutup lagi nanti pas buka lagi ini sangat berat," kata dia.

Bukan hanya destinasi utama yang menjadi objek kunjungan. Sektor bisnis penyerta lainnya juga ikut terdampak seperti restoran, transportasi, akomodasi hingga penginapan.

"Kita yang bisnis kawasan saja berat, apalagi di bisnis penyerta, mereka juga akan sulit lagi memulai," kata dia.

Untuk itu, pihaknya dengan berat hati tetap beroperasi. Meskipun secara produktifitas saat ini sangat tidak produktif. Bahkan menyedot banyak biaya operasional yang tinggi.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pengelola Borobudur Minta Vaksin Covid-19 Mandiri Segera Direalisasikan

Seorang pekerja menutup stupa di kompleks candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (23/11/2020). Penutupan candi Borobudur oleh BKB (Balai Konservasi Borobudur) sebagai langkah antisipasi melindungi batu candi dari abu vulkanik jika Gunung Merapi erupsi. (Photo by Agung Supriyanto/AFP)

Vaksinasi Covid-19 mandiri menjadi harapan baru bagi pelaku sektor pariwisata. Oleh karena itu, para pengusaha pariwisata termasuk pengelola Candi Borobudur meminta kepada pemerintah untuk segera merealisasikan aturan vaksinasi mandiri.

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono menjelaskan, pelaku usaha sudah sangat terpuruk menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir satu tahun ini. Oleh karena itu ia berharap ada terobosan baru dari pemerintah agar sektor pariwisata kembali bangkit. 

"Kami berharap kebijakan vaksin mandiri ini dirilis pemerintah," kata Edy dalam talk show virtual BNPB Indonesia bertajuk: Strategi Kebangkitan Pariwisata di Tengah Pandemi, Jakarta, Jumat (29/1/2021).

Memang, kata Edy saat ini vaksinasi hanya diperuntukkan kelompok tertentu yang menjadi prioritas pemerintah. Sedangkan vaksinasi mandiri ini diperkirakan baru dijadwalkan pada semester II 2021. "Kalau tidak salah itu semester II," kata dia.

Edy mengatakan ketika vaksinasi mandiri telah dilakukan, maka sektor pariwisata memiliki harapan baru. Sebab selama ini, berbagai persiapan telah dilakukan pengusaha namun belum ada target pasar.

"Ketika vaksin mandiri ini sudah dilakukan, ini akan membuka peluang," kata dia.

Sehingga diharapkan dengan adanya program vaksin mandiri ini, kelompok menengah atas ini akan mulai kembali melakukan aktivitas konsumsi, seperti berwisata.

"Dengan adanya vaksin mandiri, kelompok menengah ini diharapkan mau kembali melakukan travel," kata dia.

Sehingga dia menyarankan saat ini para pelaku usaha sektor pariwisata dan turunannya untuk mulai berbenah. Menyiapkan diri objek wisata sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan.

"Sekarang ini disiapkan suplainya, kita siapkan destinasinya," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya