Jadi Penyintas Covid-19, Menko Airlangga Hartarto Donorkan Plasma Konvalesen

Setelah mendonorkan plasma konvalesen, Menko Airlangga Hartarto mengucapkan terima kasih karena diberikan kesempatan untuk mendonorkan plasma.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Jan 2021, 20:25 WIB
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kiri) menyaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) yang sedang melakukan donor plasma konvalesen saat Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen di Markas PMI, Jakarta, Senin (18/1/2021). (StaffJK/Ade Danhur)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merupakan penyintas covid-19 yang mendonorkan plasma konvalesen.

Dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen, saat memberikan sambutan, Muhadjir mengucapkan terimakasih kepada Menko Airlangga yang telah menjadi pendonor plasma konvalesen.

"Yang saya hormati, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Doktor Airlangga Hartarto yang pada hari ini menjadi salah satu penyintas yang mendonorkan plasma konvalesen," jelas dia seperti dikutip dari youtube Kemenko PMK, Senin (18/1/2021).

Setelah mendonorkan, Menko Airlangga pun juga mengucapkan terima kasih karena diberikan kesempatan untuk mendonorkan plasma.

Menurutnya, aktivitas donor ini sudah dipersiapkan beberapa hari yang lalu melalui screening yang dilakukan oleh dokter. "Kalau lulus berarti alhamdulilah sehat," kata Airlangga.

"Ini bagian dari syukur nikmat," tambah dia.

Menko Airlangga ikut dalam gerakan donor plasma ini untuk mendorong sesama penyintas untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Diperlukan 200 Plasma Konvalesen per Hari, PMI Baru Bisa Penuhi 40

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kedua kanan) menyampaikan sambutan saat Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen di Markas PMI, Jakarta, Senin (18/1/2021). Plasma konvalesen merupakan salah satu terapi penyembuhan COVID-19. (StaffJK/Ade Danhur)

Sebelumnya, setiap hari ada 200 permintaan plasma darah konvalesen, hanya saja Palang Merah Indonesia (PMI) baru bisa memenuhi 40 plasma per hari. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Jusuf Kalla (JK) pada acara Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen di Markas Pusat PMI, Jakarta, Senin, 18 Januari 2021.

JK berharap, para penyintas COVID-19 bersedia menyumbangkan plasma darah konvalesennya guna membantu pasien yang masih berjuang sembuh dari COVID-19.

"Sejak bulan Mei 2020, terhitung sudah 7.000 plasma konvalesen didonorkan kepada penderita, atau setara dengan 40 plasma per hari dan itu masih sangat kurang. Seluruh Indonesia, permintaan plasma konvalesen ini kurang lebih 200. Artinya dibutuhkan pendonor sebanyak 5 kali lipat, Untuk itu para penyintas Covid mau menyumbangkan plasma darahnya sebagai tanda syukur telah sembuh dari COVID,” ujar JK, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

JK mengatakan, terapi plasma konvalesen telah dikembangkan PMI bekerja sama dengan Lembaga Molekuler Eijkman sejak Mei 2020. Terapi tersebut, menurut JK, terbukti sangat efektif menyembuhkan penderita COVID-19 dengan kondisi kritis.

3 dari 3 halaman

Kerelaan Penyintas COVID-19 untuk Jadi Donor Plasma

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kiri) saat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) melakukan donor plasma konvalesen saat di Markas PMI, Jakarta, Senin (18/1/2021). Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen diresmikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara daring. (StaffJK/Ade Danhur)

JK optimistis, kebutuhan 200 plasma konvalesen per hari bisa dipenuhi dengan penyintas COVID-19 yang mencapai 736 ribu orang. Tinggal diperlukan kesadaran dan pengetahuan dari penyintas agar mau menyumbangkan plasma konvalesennya.

“Meningkatkan pendonor sampai 5 kali lipat itu sangat mudah sebenarnya apabila diketahui, karena yang sembuh itu sudah 736 ribu, tentunya tidak semua penyintas itu yang bisa diterima. Seperti perempuan yang pernah hamil tentunya tidak bisa, belum lagi faktor usia dan sebagainya. Tapi katakanlah 20 persen saja penyintas yang mendonorkan plasmanya, maka semua kebutuhan akan dapat dipenuhi dan kematian bisa dikurangi,” tegas JK.

JK juga mengatakan, diperlukan kerelaan penyintas COVID-19 untuk mendonorkan plasma darah mengingat hal tersebut tidak bisa dibuat manusia, melainkan dihasilkan oleh tubuh manusia.

Saat ini, ada 31 dari 236 UDD (Unit Donor Darah) milik PMI yang punya alat pengelolaan plasma darah konvaselen tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. Untuk itu JK berharap para penyintas bersedia datang ke UDD untuk menyumbangkan plasma darahnya.

  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya