Investasi di Sistem Teknologi, Blue Bird Siapkan Strategi Baru

PT Blue Bird Tbk siap investasi di bidang IT seperti artificial intelligence (AI) untuk mengoptimalkan kenyamanan konsumennya pada 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 16 Jan 2021, 20:00 WIB
Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Terdapat dua jenis mobil listrik yang digunakan Blue Bird yakni BYD e6 A/T untuk taksi reguler atau Blue Bird dan Tesla Model X 75D A/T untuk taksi eksekutif atau Silverbird. (Liputan6.com/Ang

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu perusahaan transportasi terbesar di Indonesia, PT Blue Bird Tbk (BIRD) telah menyiapkan beragam strategi khusus untuk menarik minat konsumen pada 2021.

Mengaku telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp500 miliar, PT Blue Bird Tbk siap investasi di bidang IT seperti artificial intelligence (AI) untuk mengoptimalkan kenyamanan konsumennya pada 2021.

"Dengan investasi yang sedang kita lakukan sekarang, di artificial intelligence, kita akan lebih sharp lagi, sehingga kendaraan yang ada bisa memberikan harga terbaik bagi konsumen," kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo, Sabtu (16/1/2021).

Siap meluncurkan versi terbaru dari aplikasi MyBlueBird, konsumen juga bisa memilih harga tetap, sehingga kekhawatiran terkait hal ini bisa lebih teratasi.

"Dari segi price kalau kita Blue Bird di beberapa kota kita bisa lebih murah, apalagi kalau dari bandara. Di aplikasi Blue Bird ini kita berikan pilihan, kalau konsumen mau gunakan harga pasti atau fix price itu bisa. Harganya itu harusnya bisa bersaing," ujar Noni.

 

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Strategi Perseroan

Sejumlah taksi mobil listrik parkir terlihat di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Jumlah taksi mobil listrik Blue Bird akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Noni juga menegaskan bila harga taksi di setiap daerah berbeda. Hal ini karena setiap wilayah memiliki ketentuan dan peraturannya sendiri.

"Dalam hal banting harga bukan strategi utama perusahaan, tapi kami selalu berupaya memberikan harga terbaik dengan balance dari semua stakeholder, strateginya saja yang berbeda," tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya