PDIP Bela Mensos Risma yang Rajin Blusukan di Jakarta

Hasto berharap, ke depan blusukan Risma dapat menjadi cermin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Jan 2021, 09:53 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma menyapa tunawisma di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, sebelum bekerja. (dok Humas Kementerian Sosial)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menampik, bahwa blusukan dilakukan Tri Rismaharini atau Risma hanya akan terjadi di Jakarta.

Dia meyakini, sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini akan melakukannya di seluruh wilayah Indonesia.

"Bu Risma sempat berkunjung ke Ponorogo Jawa Timur untuk bertemu penyandang disabilitas. Apa yang dilakukan Bu Risma merupakan pelaksanaan semangat konstitusi, di mana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, bagaimana negara hadir," tulis Hasto dalam keterangannya, Rabu (6/1/2021).

Hasto berharap, ke depan blusukan Risma dapat menjadi cermin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karenanya, apa yang dilakukan Risma haruslah didukung dan bukan dipandang sebaliknya.

"Dia menunjukkan sosok pemimpin yang terus bergerak dan berdedikasi bagi kepentingan rakyat itu, karena rakyat sebagai sumber legitimasi dan legalitas dari kepemimpinan itu,"  ungkap Hasto.

Hasto menilai, aktifnya Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan blusukan guna menyambangi para tunawisma di sekitaran Jakarta, adalah karakter asli yang dimilikinya. Menurut dia, hal tersebut memang kerap dilakukannya, untuk turun langsung ke bawah.

"Karakter kepemimpinan Bu Risma setiap kunjungan ke daerah itu turun dan menyapa rakyat khususnya mereka yang miskin yang terpinggirkan yang diperlakukan tidak adil," kata Hasto.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Karakter Asli Risma

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuka sekolah partai gelombang III PDIP. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Hasto pun merasakan, tindakan dilakukan Risma adalah cara membangun harapan bahwa rakyat kecil tidak akan lagi merasa tertinggalkan karena hadirnya pemimpin yang menyatu dengan rakyat. 

"Ini harus menjadi kultur kepemimpinan nasional kita, seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat," dia menandasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya