WHO: Sangat Spekulatif untuk Menyebut COVID-19 Tidak Bermula di China

Pakar darurat utama WHO mengatakan pada Jumat 27 November 2020 bahwa akan "sangat spekulatif" bagi Organisasi Kesehatan Dunia itu untuk mengatakan bahwa COVID-19 tidak berawal di China.

oleh Hariz Barak diperbarui 29 Nov 2020, 11:44 WIB
Petugas laboratorium melakukan pengujian sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning timur laut China, Rabu (12/2/2020). Pemimpin WHO di Jenewa mengganti nama virus corona Wuhan menjadi Covid-19. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jenewa - Pakar darurat utama WHO mengatakan pada Jumat 27 November 2020 bahwa akan "sangat spekulatif" bagi Organisasi Kesehatan Dunia itu untuk mengatakan bahwa COVID-19 tidak berawal di China, tempat virus itu pertama kali diidentifikasi di pasar makanan pada Desember 2019.

China mendorong narasi melalui media pemerintah bahwa virus itu ada di luar negeri sebelum ditemukan di pusat kota Wuhan, mengutip adanya virus corona pada kemasan makanan beku impor dan makalah ilmiah yang mengklaim virus itu telah beredar di Eropa tahun lalu.

"Saya pikir sangat spekulatif bagi kami untuk mengatakan bahwa penyakit itu tidak muncul di China," kata Mike Ryan pada briefing virtual di Jenewa setelah ditanya apakah COVID-19 bisa pertama kali muncul di luar China, Reuters melaporkan, dikutip dari MSN.com, Minggu (29/11/2020).

"Jelas dari perspektif kesehatan masyarakat bahwa Anda memulai penyelidikan di mana kasus manusia pertama kali muncul," tambahnya, dengan mengatakan bahwa bukti kemudian dapat mengarah ke tempat lain.

Dia mengulangi bahwa WHO bermaksud mengirim para peneliti ke pasar makanan Wuhan untuk menyelidiki asal-usul COVID-19 lebih lanjut.

WHO telah dituduh oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebagai "China-sentris", tuduhan yang berulang kali dibantahnya.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Update COVID-19 Dunia pada 28 November 2020

Warga mengenakan masker menunggu dalam barisan untuk tes virus corona di lingkungan di Wuhan, provinsi Hubei, Jumat (15/5/2020). Tes massal yang ditargetkan dalam 10 hari ini akibat adanya pasien Virus Corona baru di Wuhan, setelah sebulan lebih tidak ada laporan kasus baru. (Hector RETAMAL/AFP)

Kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 61,7 juta. Kasus tertinggi virus corona berada di Amerika Serikat telah menembus 13 juta kasus.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Sabtu (28/11/2020), AS mencatat ada 264 ribu kematian akibat COVID-19, mayoritas berada di New York dengan 34 ribu pasien meninggal.

Total kasus COVID-19 tertinggi lainnya berada di India (9,3 juta), Brasil (6,2 juta), Brasil (6,2 juta), dan Prancis (2,2 juta).

Kasus COVID-19 di Jerman juga telah menembus 1 juta.

Di China, kasus COVID-19 di China tidak terpantau mengalami lonjakan. Kasusnya kini sejumlah 92 ribu.

Di Indonesia, total kasus mencapai ada 522 ribu. Posisi Indonesia di dunia berada di antara Irak dan Belanda.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya