Palestina Umumkan Bakal Pulihkan Kerja Sama Keamanan dengan Israel

Palestina umumkan akan memulihkan kerja sama keamanan dengan Israel.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Nov 2020, 07:10 WIB
Ilustrasi Bendera Palestina. (iStock)

Liputan6.com, Ramallah - Presiden Palestina Mahmud Abbas akan memulihkan koordinasi keamanan dengan Israel setelah diputuskan pada Mei 2020. 

Keputusan tersebut disampaikan oleh Menteri Urusan Sipil PA, Hussein al-Sheikh, dan datang pada malam kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo di Israel.

Dikutip dari AFP, Rabu (18/11/2020) Hussein al-Sheikh mengatakan, "Dalam terang kontak internasional Mahmud Abbas ... dan mengingat komitmen tertulis dan lisan yang kami terima dari Israel, kami akan melanjutkan hubungan dengan mereka sebelum 19 Mei 2020". 

Sementara itu, Presiden Abbas juga mengumumkan pada saat itu bahwa penghentian koordinasi keamanan merupakan tanggapan atas rencana Israel untuk mencaplok sebagian Tepi Barat.

Sebelumnya, ia telah menyatakan bahwa pemerintahnya tidak lagi terikat oleh "semua perjanjian dan pemahaman dengan pemerintah AS dan Israel, dan semua kewajibannya berdasarkan pemahaman dan perjanjian ini, termasuk yang berkaitan dengan keamanan". 

Keputusan itu menyebabkan dampak luas, termasuk pengaturan dalam pemindahan pasien Palestina ke rumah sakit Israel. 

Selain itu, hal tersebut juga membuat pihak Palestina berhenti menerima transfer pajak, khususnya bea masuk, yang dikumpulkan oleh Israel. 

Namun, Hussein al-Sheikh belum memberikan informasi lebih lanjut apakah kembalinya ke hubungan Israel-Palestina akan menandai dimulainya kembali transfer pajak.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Palestina akan Lanjutkan Kontak dengan Israel Soal Keuangan Hingga Politik

Warga Palestina berjalan di jalan sepi di tepi pantai pada awal pemberlakukan lockdown total selama 48 jam di Kota Gaza, Selasa (25/8/2020). Lockdown dan jam malam diberlakukan di wilayah jalur Gaza menyusul terkonfirmasinya kasus Covid-19 pertamanya di sebuah kamp pengungsian. (MOHAMMED ABED/AFP)

Kemudian, Israel menunda rencana aneksasinya dengan imbalan kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, yang diumumkan pada Agustus 2020.

"Kami akan melanjutkan kontak dengan Israel mengenai masalah keuangan, masalah kesehatan, masalah politik," terang Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh. 

PM Mohammed Shtayyeh menyampaikan dalam konferensi video yang diselenggarakan oleh Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di AS, bahwa keputusan itu diambil setelah menerima sepucuk surat yang menyatakan "bahwa Israel siap untuk berkomitmen pada perjanjian yang ditandatangani dengan kami". 

"Bagi kami, ini adalah langkah yang sangat penting ke arah yang benar," tambahnya, yang juga mengatakan bahwa perkembangan tersebut diikuti intervensi oleh AS Uni Eropa, dan 'negara lain'," katanya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya