Markas Ninja dari Zaman Edo Selamat dari Penggusuran di Jepang

Bangunan bekas markas ninja bersejarah ini akan dipelihara oleh pemilik barunya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Okt 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi ninja. (iStock)

Liputan6.com, Hirosaki - Markas ninja di Jepang selamat dari penggusuran setelah pemilik barunya berjanji akan memelihara bangunan itu. Bangunan yang berada di Prefektur Aomori itu sudah berusia ratusan tahun.

Pemilik baru rumahnya adalah Mitsumari Sato, seorang pegawai negeri di kota Hirosaki. Pria berusia 63 tahun itu membeli rumahnya seharga 20 juta yen (Rp 2,7 miliar).

Dilaporkan Kyodo, Selasa (13/10/2020), Mitsumaro Sato membeli markas ninja itu dari pasangan tua yang nyaris menjual rumah itu karena biaya perawatannya terlalu mahal. Sato berjanji untuk memelihara rumah itu dan menjaga sejarah dan kebudayaan ninja.

Rumah itu dibangun di zaman Edo dan berfungsi sebagai tempat singgal dari pasukan ninja "Hayamichi-no-mono" di Hirosaki Domain.

Tindakan Mitsumari Sato mendapat apresiasi dari akademisi Shigeto Kiyokawa dari Universitas Aomori.

"Kami sedang kami bisa menemukan seseorang yang ingin menjaganya," ujar Kiyokawa yang merupakan peneliti bidang farmasi, tetapi tertarik pada dunia ninja.

Sebelumnya, Kiyokawa berusaha agar markas ninja itu dijadikan peninggalan budaya di kota. Namun, permintaan itu sulit dikabulkan karena rumah itu pernah direnovasi.

(1 yen = Rp 139)

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Jepang Siap Hapus Larangan Berkunjung ke 12 Negara, Indonesia Tak Termasuk

Seorang pria mengenakan masker melewati pohon sakura di taman Ueno, Tokyo, Jepang (12/3/2020). Di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, Gubernur Tokyo Yuriko Koike menghimbau warga menghindari kerumunan saat pesta tradisional "hanami". (AFP/Philip Fong)

Tak hanya menjadi tujuan wisata banyak negara, masyarakat Jepang juga gemar traveling ke berbagai negara. Jepang pun berencana mencabut larangan perjalanan ke 12 negara, termasuk China mulai November 2020. Sayangnya, belum ada Indonesia di daftar tersebut.

Menurut laporan Yomiuri Shimbun, seperti dilansir dari Straits Times, 10 Oktober 2020, 12 negara tersebut di antaranya Taiwan, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Vietnam dan Malaysia. Negara-negara itu dianggap cukup aman untuk didatangi wisatawan Jepang. 

Sejak pandemi corona Covid-19 menghantam dunia di awal 2020, Jepang melarang warganya mengunjungi 159 negara. Meski bulan depan sudah mengizinkan perjalanan ke 12 negara, pemerintah Jepang bakal mengeluarkan anjuran khusus.

Anjuran berisi permintaan bila tidak ada keperluan mendesak, warga diminta tidak ke luar negeri. Keputusan akhir soal prosedur keluar-masuk Jepang akan disosialisasikan pada akhir Oktober ini.

Negeri Sakura ini juga akan mengurangi persyaratan karantina mandiri selama dua minggu untuk beberapa turis dengan tujuan bisnis, menurut laporan Nikkei.

Aturan baru tersebut juga berlaku untuk orang Jepang yang kembali dari luar negeri dan pemegang visa jangka panjang. Namun, itu tergantung pada hasil tes saat datang di bandara.

Warga yang bebas aturan karantina harus menyerahkan catatan perjalanan dan hasil tes PCR yang negatif dalam kedatangannya. Mereka juga tidak akan diizinkan menggunakan transportasi umum setelah kepulangan mereka.

Pada 1 Oktober 2020, mereka mulai mengizinkan warga negara asing yang berencana tinggal di Jepang selama tiga bulan atau lebih untuk masuk ke negara itu.

Jepang melonggarkan masuk untuk orang asing, seperti profesional medis asing, guru, dan lainnya yang memenuhi syarat untuk tinggal jangka menengah atau panjang selama tiga bulan atau lebih, serta mereka yang bepergian untuk tujuan bisnis selama kurang dari tiga bulan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya