226 Aplikasi Android Jadi Target Serangan Malware Alien, Termasuk Twitter dan Instagram

Malware baru yang dijuluki Alien diyakini dapat mencuri kata sandi (password) dari 226 aplikasi Android.

oleh Iskandar diperbarui 29 Sep 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi malware. Dok: threatpost.com

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti dari ThreatFabric menemukan malware baru yang dijuluki Alien. Perangkat lunak jahat itu diyakini dapat mencuri kata sandi (password) dari 226 aplikasi Android.

Menurut para peneliti, Alien bukanlah kode baru, tetapi merupakan versi yang lebih canggih dari malware sebelumnya yang disebut Cerberus. Demikian seperti dikutip dari Mirror, Selasa (29/9/2020).

Jika Alien menginfeksi smartphone, ia dapat melakukan sejumlah tindakan berbahaya, termasuk login palsu, mengumpulkan password, dan memberi peretas akses ke perangkat.

Selama analisis, para peneliti mengidentifikasi 226 aplikasi Android yang menjadi target, termasuk Twitter, Instagram dan Snapchat, serta beberapa aplikasi perbankan.

Sayangnya, masih belum jelas bagaimana malware tersebut dapat menginfeksi ponsel pintar.

Namun, Jake Moore, Spesialis Keamanan Siber di ESET, mendesak konsumen untuk berhati-hati tentang aplikasi mana yang mereka pasang di smartphone Android mereka.

2 dari 3 halaman

Sangat Berbahaya

Mazar, malware yang mampu hapus data smartphone lewat SMS (Foto: PhoneArena)

Moore mengatakan malware itu berpotensi menjadi sangat berbahaya serta dapat menyebabkan implikasi yang sangat besar dan luas bagi pengguna dan perangkat mereka.

"Daftar fitur yang mengesankan, termasuk mencuri kode 2FA dari aplikasi otentikasi, jauh lebih besar daripada malware Android yang cenderung kita lihat," ujarnya.

Maka dari itu, sangat penting bagi pengguna untuk menghindari toko aplikasi tidak resmi yang tidak diketahui saat mengunduh aplikasi baru.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Klik Tautan Sembarangan

Android malware (ist.)

Mengklik tautan dari halaman web mungkin tampak nyaman bagi pengguna, tetapi tautan ini dapat mengarahkan mereka ke lokasi yang tidak memiliki pengawasan dan perlindungan standar yang ditawarkan Google.

"Malware Android tetap sangat menguntungkan bagi penjahat dunia maya, tetapi siklusnya dapat diputus begitu pengguna mengenali kerusakan yang dapat ditimbulkan saat keluar dari keamanan Google Play Store," ucap Moore memungkaskan.

(Isk/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya