Isi Kemerdekaan dengan Terus Berjuang, Ini Pesan Dari Teman Difabel

Merdeka adalah hak setiap orang dan disabilitas bukan halangan untuk terus berjuang. Bagi Zulhamka Julianto, penyandang disabilitas daksa asal Bandung, perjuangan sejati adalah mampu melawan diri sendiri.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Agu 2020, 18:00 WIB
Kemerdekaan menurut teman difabel. Foto: Dokumen pribadi Zulhamka Julianto Kadir.

Liputan6.com, Jakarta Merdeka adalah hak setiap orang, pun disabilitas bukan halangan untuk terus berjuang. Bagi Zulhamka Julianto, penyandang disabilitas daksa asal Bandung. Menurutnya, perjuangan sejati adalah mampu melawan diri sendiri dari kemalasan.

“Para pahlawan telah berjuang melawan penjajah hingga memerdekakan negeri ini, saat ini bagi penerusnya. Perjuangan sejati adalah mampu melawan diri sendiri,” katanya kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.

Ia menambahkan, jika zaman penjajahan dulu para pejuang merebut kemerdekaan dengan cara berperang, maka sekarang giliran anak bangsa untuk meneruskan perjuangan dengan cara positif sesuai kemampuan masing-masing.

“Banyak tuh yang males-malesan, cuma bisa mengeluh dan protes mulu. Kenapa kenapa kenapa, seharusnya lakukan dulu.”

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Lebih Baik Berjuang Daripada Menggerutu

Ia tak memungkiri bahwa hidup sebagai penyandang disabilitas memiliki berbagai kesulitan tersendiri. Namun, dengan memilih untuk berpikir positif dan semangat untuk terus optimis, “maka cara pandang positif akan mengalir dalam menghadapi kehidupan yang semakin hari semakin sulit.”

Menurutnya, berjuang terus adalah cara terbaik daripada terus-menerus menggerutu dengan hal-hal yang terjadi.

“Ada baiknya kita mensyukuri bahwa kita masih diberi kesempatan untuk hidup hingga memungkinkan kita masih tetap berjuang.”

Keterbatasan bukan lah sesuatu yang perlu ditakuti, katanya, harus dijalani dan berdamai dengan diri. Beberapa cara yang ia lakukan untuk menjalani kehidupan dengan positif adalah dengan bergabung dalam organisasi disabilitas untuk saling menguatkan, saling mendukung dan saling berbagi.

Sebagai pengguna kursi roda, ia juga tidak diam begitu saja dan meratapi keadaan. Sebaliknya, ayah satu anak ini berusaha mencari pekerjaan dan akhirnya hingga kini ia bekerja di salah satu perusahaan layanan komunikasi di Kota Bandung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya