Sentimen Pasar Modal Mulai Menguat, Ini Buktinya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan sentimen pasar modal di Indonesia dan seluruh dunia mulai menguat.

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Agu 2020, 13:10 WIB
Ilustrasi Pasar Modal (sumber: IStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan, sentimen pasar modal di Indonesia dan seluruh dunia mulai menguat.

Penguatan ini didorong oleh langkah investor domestik, khususnya investor ritel dan non resident yang melakukan net buy sebesar Rp 1,5 triliun.

"Lalu hingga akhir Juli, di pasar Surat Berharga Negara (SBN) terjadi net buy sebesar Rp 5,06 triliun," papar Wimboh dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/8/2020).

Kendati, tingkat volatilitas di pasar modal masih terjadi. Hal tersebut ditujukkan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Selasa (4/8/2020) yang berada di posisi 5.039,47, naik 30,17 poin dari posisi sebelumnya yaitu 5.006,49.

"Turun cukup drastis dalam sehari, kemarin, jadi 5.006 itu karenanya ada rilis deflasi dan wait and see atas data PDB Indonesia di kuartal 2," jelas Wimboh.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Paket Kebijakan

Ketua Dewan Komisoner OJK Wimboh Santoso saat mengikuti rapat panja dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/12). Rapat tersebut membahas rencana anggaran OJK tahun 2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

Untuk menjaga volatilitas tidak terlalu ekstrim, OJK menerapkan beberapa paket kebijakan, mulai dari pelarangan transaksi short selling, buy back saham tanpa RUPS, hingga trading halt untuk penurunan 5 persen dan melakukan perpendekan jam perdagangan efek.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menambahkan, pihaknya akan fokus memantau perkembangan penanganan Covid-19 karena sentimen positif akan terbentuk seiring meredanya pandemi dengan ditemukannya vaksin.

"Kita masih memantau dan memonitor kebijakan pasar modal, kebijakan masih tetap seperti itu karena kita memantau pasarnya. Jadi kita fokus ke monitoring, penanganan kasus Covid-19 di Indonesia. Kita mencermati perkembangan Covid-19 dulu," ujar Hoesen.

3 dari 3 halaman

Hingga Juni 2020, Kinerja Industri Keuangan Melambat

Kepala OJK Wimboh Santoso menyampaikan paparan dalam pertemuan dengan pimpinan bank umum Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan, kinerja sektor keuangan mengalami perlambatan.

Hingga Juni 2020, kredit perbankan tercatat tumbuh 1,49 persen year-on-year. Sementara piutang perusahaan pembiayaan terkontraksi -7,3 persen year-on-year.

"Pertumbuhan premi asuransi juga terlihat terkontraksi -10 persen, lalu asuransi dan reasuransi mengalami kontraksi -2,3 persen," jelas Wimboh dalam konferensi pers virtual OJK, Selasa (4/8/2020).

Lalu hingga 28 Juli 2020, penghimpunan dana di pasar modal baru mencapai Rp 54,1 triliun dengan 28 emiten baru. Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,95 persen year-on-year.

Adapun, OJK mencatat, pertumbuhan kredit perbankan didorong oleh pertumbuhan kredit bank buku III yang terkontraksi 2,27 persen year-on-year.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya