75 Persen Pasangan Usia Subur di Bandung Sudah Pakai Alat Kontrasepsi

Setidaknya, 75 persen dari 365 ribu pasangan usia subur di Bandung Jawa Barat telah menggunakan alat kontrasepsi.

oleh Arie Nugraha diperbarui 28 Jun 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi Foto Alat Kontrasepsi IUD (iStockphoto)

 

Liputan6.com, Bandung Kepala Bidang Keluarga Berencana DPPKB Kota Bandung Sri Erna Puspita Sitepu menuturkan, hingga saat ini penggunaan alat kontrasepsi di Kota Bandung Jawa Barat sudah cukup baik. Setidaknya, 75 persen dari 365 ribu pasangan usia subur telah menggunakannya.

Dengan penggunaan alat kontrasepsi di atas setengah populasi, Sri berharap angka kelahiran di Kota Bandung bisa terkendali. “Kalau di Kota Bandung bagus. Penerapan KB sudah baik, dilihat dari penggunaan KB oleh pasangan usia subur,” ujar Sri dalam keterangan resmi ditulis Minggu (28/6/2020).

Selain itu, angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) Kota Bandung berada di angka 1,97. Artinya, bahwa rata-rata seorang perempuan melahirkan di masa suburnya adalah dua anak saja.

Dalam masa pandemi ini, tren kehamilan juga menunjukkan angka yang menurun. Namun, Sri tidak ingin cepat menyimpulkan sebab data tersebut dinilai belum lengkap. Pada bulan Mei lalu, angka kehamilan di Kota Bandung mencapai 2.210 kehamilan.

“Tren untuk kehamilan memang turun. Tetapi kami menganalisa, kemungkinan karena datanya belum semua masuk. Karena kita banyak petugas puskesmas yang WFH, atau Posyandunya tidak jalan. Karena ibu hamil biasanya datang ke Posyandu,” jelas Sri.

2 dari 2 halaman

18 Ribu Akseptor KB

Sosialisasi penggunaan alat kontrasepsi juga ditingkatkan jelang puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tanggal 29 Juni 2020. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung menargetkan 18 ribu akseptor Keluarga Berencana (KB) pada Harganas. Target ini merupakan bagian dari gerakan nasional 1 juta akseptor se-Indonesia.

Menurut Kepala DPPKB Kota Bandung Andri Darusman, dalam memenuhi target tersebut otoritasnya sudah memulai menerima kembali akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), usai lama ditutup layanannya karena pandemi COVID-19. Selama wabah ini, DPPKB hanya membuka layanan kontrasepsi pil dan kondom.

“Kami sementara tidak menerima pemasangan kontrasepsi jangka panjang. Kalau tidak ada keluhan, pil dan kondom saja yang kita fasilitasi secara langsung. Kalau ada keluhan baru kita rekomendasi untuk dilayani,” kata Andri.

Jelang Harganas, DPPKB membuka kesempatan bagi pasangan usia subur untuk memasang alat kontrasepsi guna mendukung program KB. Pasangan yang ingin mengikuti program ini bisa mendaftarkan diri kepada para kader Posyandu. Setelah itu, mereka akan mendapatkan layanan di fasilitas kesehatan terdekat.

“Kami sudah mendistribusikan alat kontrasepsi ke semua faskes, jadi insyaallah kalau warga ingin ber-KB tidak terkendala,” ucap Andri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya