Menko Airlangga: PSBB Terlalu Lama Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi Minus

Sebelum pandemi covid-19 tiba di Tanah Air sejatinya kondisi ekonomi nasional tengah berada pada tren positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2020, 19:10 WIB
Karyawan antre mencoba alat pendeteksi suhu tubuh di Mal Central Park, Jakarta, Rabu (3/6/2020). Selain menerapkan protokol kesehatan ketat, pusat perbelanjaan juga menyediakan fasilitas pendukung 'physical distancing' sebagai persiapan operasional di era normal baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara terkait sikap keras pemerintah untuk menerapkan skema kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19. Menurut dia, aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang marak diberlakukan sejumlah daerah justru berdampak buruk pada tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.

"Selama PSBB justru tingkat konsumsi masyarakat turun drastis. Kalau terus dilanjutkan di kuartal II 2020 nanti, ekonomi kita bisa tumbuh minus," kata Airlangga saat menggelar webinar bersama Asosiasi Emiten Indonesia, Kamis (11/6/2020).

Dia menjelaskan, bahwa sebelum pandemi covid-19 tiba di Tanah Air sejatinya kondisi ekonomi nasional tengah berada pada tren positif. Akan tetapi, setelah sejumlah daerah kompak menerapkan aturan PSBB demi melindungi warganya dari paparan covid-19 justru turut memangkas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan.

"Kita tidak ingin ekonomi kita tumbuh seperti kuartal I tahun ini (2,97 persen). Namun, pencapaian ini masih terhitung baik dibandingkan negara lain," imbuh dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

komitmen

Stiker tanda jaga jarak di toilet Mal Central Park, Jakarta, Rabu (3/6/2020). Selain menerapkan protokol kesehatan ketat, sejumlah pusat perbelanjaan juga menyediakan fasilitas pendukung 'physical distancing' sebagai persiapan operasional di era normal baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk itu, Airlangga menyebut tidak ada salahnya jika pemerintah berkomitmen menerapkan skema kenormalan baru dalam waktu dekat. Sehingga pemulihan ekonomi dapat dirasakan masyarakat mulai di kuartal ke III dan IV tahun 2020.

Terlebih lagi, pemerintah telah memproyeksikan keseluruhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 masih berjalan negatif. Artinya meleset dari target yang dipatok pemerintah sekitar 3 persen.

Airlangga menambahkan, sikap kooperatif masyarakat amat diperlukan dalam mensukseskan program new normal yang tengah digalakkan pemerintah. Antara lain menerapkan protokol kesehatan dalam segala aktivitas manusia tidak hanya di lingkungan kerja.

"Paling tidak dengan situasi ini, ekonomi kita bisa tumbuh positif jangan minus. Nantinya, proses recovery akan lebih berat saat minus," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya