Istana: Presiden Selalu Tekankan agar Bansos Tepat Sasaran

Fadjroel mengklaim para menteri pun sudah berusaha untuk turun ke lapangan. Serta memperbaiki masalah data di daerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2020, 08:43 WIB
Pekerja memindahkan paket bansos di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah menyalurkan paket bansos sebesar Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Indikator Politik Indonesia menyebut mayoritas masyarakat menilai bantuan sosial (bansos) berupa sembako dan bantuan tunai oleh pemerintah belum tepat sasaran. Sebanyak 60,3 persen responden menyatakan bantuan sosial belum tepat sasaran untuk warga kurang mampu. Hanya 29,7 persen yang menyatakan sudah tepat sasaran.

Menanggapi survei tersebut Juru Bicara Presiden M. Fadjroel Rachman mengklaim Presiden Joko Widodo atau selalu menekankan pada agar bantuan sosial tepat sasaran. Hal tersebut juga selalu utarakan saat rapat terbatas.

"Bahwa dalam setiap Rapat Terbatas (Ratas) Presiden Joko Widodo selalu menekankan agar penyaluran bantuan sosial tepat sasaran," kata Fadjroel dalam pesan singkat, Selasa (9/6/2020).

Tidak hanya itu, Fadjroel mengklaim para menteri pun sudah berusaha untuk turun ke lapangan. Serta memperbaiki masalah data di daerah.

"Menko PMK Muhadjir Effendy dan Mensos Juliari Batubara selalu turun ke lapangan untuk mengatasi masalah data dan memberikan fleksibilitas pada RT/RW, desa dan daerah untuk menyelesaikan masalah di lapangan. Ini juga sebagai bagian perbaikan data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)," ungkap Fadjroel.

2 dari 2 halaman

Survei 16-18 Mei

Sebelumnya diketahui survei Indikator Politik Indonesia ini dilaksanakan pada 16-18 Mei 2020. Survei dilakukan melalui kontak telepon kepada responden.

Survei ini mengambil 1.200 responden yang terdistribusi secara acak dari seluruh Indonesia. Survei memiliki metode simple random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya