Meriahnya Kenduri Malam Tujuh Likur di Karimun

Kegiatan tetap dilestarikan warga meski saat ini Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19

oleh Fauzan diperbarui 21 Mei 2020, 10:00 WIB
Lebaran semakin mendekat, tapi jangan lupa sama jadwal sholat, imsakiyah dan buka puasa Ramadan 2018 ya. (Ilustrasi: Pexels.com)

Liputan6.com, Kepri - Selama 10 malam berturut-turut, warga di Desa Batu Limau, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menggelar acara kenduri. Puncaknya dilaksanakan pada malam ke-27, atau yang oleh warga setempat disebut malam tujuh likur

Riko, salah seorang warga mengatakan pada malam ke-27 warga melaksanakan kenduri. Kegiatan ini pun telah berlangsung setiap tahun dan telah menjadi tradusi setiap jelang akhir Ramadan. 

Selama 10 malam terakhir itu, kata dia, warga di kampungnya melaksanakan hajatan kenduri secara bergantian, dengan mengundang belasan hingga puluhan penduduk sekitar. Hajatan, umumnya dilaksanakan selepas salat Magrib. Namun, ada pula yang melakukannya usai shalat Tarawih.

"Biasanya malam ke-27 ini puncaknya, karena warga yang menggelar kenduri lebih banyak, bahkan bisa sampai shalat Subuh," kata Riko, Kamis (20/5/2020).

Warga lainnya, Azli, menyebut kenduri malam tujuh likur merupakan wujud rasa syukur karena masyarakat masih bisa melaksanakan ibadah puasa dan tarawih. Juga sebagai wadah berbagi atas rezeki yang diperoleh, di samping dapat menjalin silaturahmi, serta mengharap rahmat pada malam kemuliaan lailatul qadar.

"Pun dibacakan pula doa yang terbaik buat arwah keluarga atau sanak saudara yang punya hajatan," katanya.

Kegiatan utama pada malam kenduri tersebut dikumandangkan bacaan-bacaan ayat suci Al-Qur'an dan doa. Seseorang yang dituakan atau biasa disebut dengan istilah lebai kampung, bertanggungjawab memimpin jalannya hajatan.

Puncaknya, setelah doa selesai dibacakan, tuan rumah akan menjamu warga yang datang dengan aneka hidangan, berupa nasi dan lauk-pauk, kuih-muih, serta minuman tawar maupun manis. Makanan dihidangkan dalam sebuah wadah atau nampan. Tiap-tiap hidangan dapat disantap empat hingga lima orang dengan duduk membentuk lingkaran.

Selain kenduri, terpantau sejumlah masyarakat turut memasang lampu colok di halaman rumah masing-masing. Semarak malam tujuh likur di Desa Batu Limau masih tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Kendati, saat ini Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya