Menlu Retno Tegaskan Tak Ada Penyelidikan Tentang COVID-19 dalam Resolusi WHO

Retno Marsudi menegaskan, tidak ada tujuan penyelidikan independen mengenai COVID-19, dalam resolusi yang diadopsi anggota WHO.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mei 2020, 20:00 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers bersama awak media terkait kondisi WNI di luar negeri di tengah situasi pandemi Corona COVID-19. (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 100 negara di Afrika dan Eropa, mendukung resolusi yang menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul pandemi Virus Corona COVID-19. Namun, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, tidak ada tujuan penyelidikan independen mengenai COVID-19, dalam resolusi yang diadopsi anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Jika dilihat dalam resolusi mengenai respons terhadap COVID-19, tidak ada satu pun yang menyebutkan tentang penyelidikan," kata Retno dalam konferensi pers secara daring dari Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/5/2020).

"Yang jelas, akan ada evaluasi komprehensif untuk meninjau pengalaman yang didapat dan pelajaran yang dipetik dari respons kesehatan internasional oleh WHO terhadap COVID-19, serta dalam memperkuat tata kelola kesehatan global ke depan."

Resolusi yang diinisiasi Uni Eropa itu disponsori bersama oleh 135 negara termasuk Brazil, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Australia, China, dan disambut baik Direktur Jenderal WHO---dalam Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly/WHA) ke-73 yang diselenggarakan secara virtual dari Jenewa pada 18-19 Mei 2020.

Teks resolusi itu menyerukan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk memulai "evaluasi yang tidak memihak, independen, dan komprehensif" terhadap penanganan kesehatan internasional untuk Virus Corona COVID-19 pada saat awal yang paling tepat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bagi Indonesia

Menlu RI Retno Marsudi melakukan kegiatan bekerja dari rumah di tengah pandemi Virus Corona. (Source: Twitter/@Menlu_RI)

Bagi Indonesia, pertemuan WHA ke-73 dan resolusi yang dihasilkannya, menunjukkan komitmen global untuk memperkuat persatuan dan solidaritas guna memerangi COVID-19.

"Oleh karena itu sejak awal persiapan pertemuan, Indonesia telah sangat konsisten untuk mendorong semua anggota mengenai pentingnya kerja sama antarnegara, untuk mengesampingkan perbedaan, dan tidak memolitisasi pertemuan," kata Retno, seperti dilansir Antara.

Resolusi itu juga telah didukung oleh Amerika Serikat dan China, yang sempat berseteru tentang perlunya dilakukan penyelidikan independen atas asal-usul virus corona dan penanganan wabah tersebut oleh WHO.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebelumnya mengatakan ada "sejumlah besar bukti bahwa virus berasal dari laboratorium di Wuhan," dan menuntut tanggung jawab atas kelalaian pada awal penanganan epidemi yang menyebabkan virus corona kemudian menyebar secara global.

China membantah tuduhan itu dan menentang seruan untuk penyelidikan asal dan penyebaran virus corona.

Namun, dalam pidato yang disampaikan secara virtual pada WHA ke-73, Presiden China Xi Jinping mendukung resolusi yang mengatur evaluasi yang tidak memihak atas respons global terhadap COVID-19, begitu pandemi berhasil dikendalikan.

AS di sisi lain, meskipun mendukung resolusi tersebut, menolak perumusan mengenai kesehatan reproduksi dan kekayaan intelektual dalam resolusi WHO---hanya berselang beberapa jam setelah Presiden Donald Trump mengancam untuk keluar dari badan PBB itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya