Perubahan Perilaku Masyarakat yang Terjadi Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia

Banyak yang berubah dari perilaku masyarakat selama pandemi COVID-19

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Mei 2020, 09:00 WIB
dr. Sandi Gani dalam webminar Combiphar, Selasa (19/5/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Ahli Medis Combiphar Sandi Perutama Gani menyampaikan bahwa COVID-19 tak selalu membawa dampak buruk. Menurutnya, ada hal  positif yang bisa didapat oleh masyarakat.

“Tidak selamanya pandemi COVID-19 memberikan dampak buruk bagi kehidupan kita,” ujar Sandi dalam webminar Combiphar, Selasa (19/5/2020).

Ia menyampaikan, menurut survei McKinsey COVID-19 membawa kekhawatiran bagi masyarakat. Kekhawatiran terbesar adalah tidak mengetahui berapa lama kondisi ini akan berlangsung dengan angka 62 persen.

Disusul dengan keselamatan diri dan keluarga di angka 61 persen. Serta, kontribusi dalam penyebaran virus 45 persen.

Kekhawatiran ini mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih peduli akan kebersihan dan kesehatan. Dilihat dari hasil survei, 85 persen masyarakat lebih memerhatikan kebersihan tangan, 55 persen lebih sering mengonsumsi air putih.

Lebih lanjut, 47 persen lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah dan 18 persen lebih sering berolahraga. 

 

Load More

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kebersihan Tangan Jadi yang Utama

“Dari hasil survei yang ada, terlihat bahwa kebersihan diri adalah penting dan fokus pada kebersihan tangan adalah yang utama,” ujar Sandi.

Hal ini dikarenakan banyak penyakit dan ancaman kesehatan yang dapat menyebar dengan tidak mencuci tangan, tambahnya.

Ketika tangan terkontaminasi oleh bakteri dan virus penyebab penyakit, patogen ini dapat masuk ke dalam tubuh atau berpindah dari satu orang ke orang lain.

“Dua penyakit utama yang ditularkan di tangan adalah diare dan infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA serta COVID-19.”

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya