Ini Alasan Pemerintah Tak Kunjung Turunkan Harga BBM

Hingga saat ini pemerintah belum juga menurunkan harga bbm meski harga minyak dunia merosot.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2020, 13:05 WIB
Pengendara mengisi BBM di SPBU Jakarta, Minggu (10/2). Hari ini BBM kembali diturunkan Pertamina adapun penurunan harga BBM ini, untuk wilayah Jabodetabek, harga Pertamax Turbo diturunkan dari Rp 12.000 jadi Rp 11.200 per liter.(Liputan6.com/AnggaYuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan alasan pemerintah belum juga menurunkan harga BBM di tengah penurunan harga minyak dunia. Menurutnya, salah satu alasan pemerintah adalah harga minyak dunia dan kurs yang belum stabil.

"Pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun," ujar Arifin saat memberi keterangan dalam rapat kerja virtual bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin (4/5).

Menyikapi kondisi ini, beberapa badan usaha melakukan aksi korporasi antara lain memberikan diskon terhadap pelanggan. "Dan dipikirkan juga para nelayan yang menggunakan solar dan LPG didaerah yang memang kesulitan biaya kerjanya," jelasnya.

Pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia yang belum stabil atau memiliki volatilitas yang cukup tinggi. Selain itu, pemerintah juga menunggu pengaruh dari pemotongan produksi OPEC+ sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei – Juni 2020.

"Selain itu kita juga mengamati rencana pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli hingga Desember 2020 serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021 hingga April 2022," papar Arifin.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Pertamina Sebut Harga BBM Tak Berubah Meski Minyak Dunia Naik atau Turun

Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Pertamina (Persero) tengah gencar memberikan promo untuk beragam segmen konsumen berupa cashback pembelian BBM jenis tertentu. Melalui program ini, masyarakat bisa menikmati BBM lebih hemat, tentunya melalui aplikasi MyPertamina dengan pembayaran melalui dompet digital LinkAja.

Meski demikian, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman meluruskan bahwa pemberian program cashback puluhan persen ini tidak ada kaitannya dengan penyesuaian harga minyak dunia yang turun, yang dinilai menjadi faktor utama perusahaan penyedia bahan bakar bisa menurunkan harga BBM.

"Mungkin sudah disampaikan sebelumnya, bahwa harga BBM Pertamina sampai sekarang masih sama, minyak dunia naik atau turun, sejak 2016 stabil tidak ada kenaikan, harga tetap seperti yang ada sekarang," kata Fajriyah dalam konferensi pers virtual, Minggu (3/5/2020).

Lebih lanjut, program cashback yang digelontorkan memang merupakan bentuk perhatian Pertamina agar masyarakat dapat menyesuaikan budget dalam mengkonsumsi BBM.

Pertamina akan terus memantau segmen masyarakat yang perlu diperhatikan kebutuhan energinya, terutama dalam masa pandemi Corona seperti sekarang.

Lebih lanjut, kata Fajriyah, pihaknya akan terus memonitor dan mengawasi harga minyak dunia. Seperti yang diketahui, harga minyak dunia mengalami volatilitas yang tinggi, bahkan pernah menyentuh nilai negatif beberapa waktu lalu. Hal ini dinilai merupakan dampak dari pandemi Corona yang belum usai.

"Sekarang, crude memang sedang tidak normal. Tiap negara mengalami situasi yang berbeda. Memang ada yang sudah recovery seperti China, jadi kita harapkan kebutuhan energi nanti akan kembali seperti semula," jelasnya.

Adapun untuk saat ini, negara-negara penghasil minyak dunia (OPEC+) sudah mulai melakukan pemangkasan produksi minyak sebanyak 9,7 juta barel per hari, membuat harga minyak melonjak 4,99 persen per 2 April 2020. Pemangkasan dilakukan agar minyak dunia tidak oversupply dan menekan penurunan harga. 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya