Cerita Dirut Garuda Indonesia Soal Kondisi Maskapai Makin Lesu

Dirut Garuda Indonesia mengatakan industri penerbangan sangat terdampak akibat penyebaran Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2020, 13:00 WIB
Pesawat maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan industri penerbangan sangat terdampak akibat penyebaran Covid-19. Naik-turunnya industri penerbangan pada kuartal pertama tahun ini dipengaruhi dampak penutupan rute menuju China.

Tak tanggung 13 penerbangan dalam satu minggu langsung ditutup sejak awal tahun. Meskipun rute menuju Hongkong tetap dibuka.

"Sebenarnya dipengaruhi dampaknya penutupan penerbangan ke China, ada 13 penerbangan dalam seminggu tutup secara drastis," kata Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (29/4/2020).

Selain itu, penutupan penerbangan menuju Saudi Arabia juga menjadi faktor terpuruknya maskapai penerbangan plat merah ini. Sebab, pemerintah Arab Saudi menghentikan berbagai aktivitas perjalanan umroh.

Akibatnya, selama 10 hari Garuda memberangkatkan pesawat dalam kondisi kosong untuk menjemput jemaah umroh yang masih ada di Jeddah dan Madinah pasca penutupan ibadah umroh.

Irfan menyebut banyak sekali penumpang Garuda yang menjalankan ibadah umroh saat ada pelarangan tersebut.

"Selama 10 hari berangkat kosong dan pulang penuh," kata Irfan.

Apalagi Garuda Indonesia sempat memberangkatkan satu pesawat berisi rombongan umroh di hari yang sama saat dikeluarkan kebijakan tersebut. Dia melanjutkan, penurunan ini akan terus berlangsung hingga bulan Mei.

 

2 dari 2 halaman

Lebaran Turun Drastis

(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Pada bulan ini dia memperkirakan penurunan akan lebih drastis dari sebelumnya. Penurunan bakal terjadi menjelang lebaran lantaran adanya Peraturan Kementerian Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441H.

"Penurunan berterusan sampai Mei. Ini kita akan lihat makin drastis menjelang Lebaran," kata Irfan mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya