Melihat Kegigihan Hakroni, Pemelihara Taman di Mabesad

Pak Roni, biasa disapa, telah menjalani pekerjaan sebagai pemelihara taman di Mabesad sejak beberapa tahun lalu.

oleh Muhammad Ali diperbarui 14 Apr 2020, 18:48 WIB
Pak Roni, biasa disapa, telah menjalani pekerjaan sebagai pemelihara taman di Mabesad sejak beberapa tahun lalu. (dokumen tniad.mil.id)

Liputan6.com, Jakarta - Keterbatasan fisik tak membatasi Hakroni, seorang pemelihara taman di Markas Besar TNI Angkatan Darat (AD) untuk melakukan tugasnya dengan sempurna. Pak Roni, biasa disapa, telah menjalani pekerjaan sebagai pemelihara taman di Mabesad sejak beberapa tahun lalu.

"Awalnya saya berjualan tanaman hias keliling dengan gerobak, lalu ada yang menawari saya mengelola taman di Mabesad, sehingga sampai saat ini, saya menekuni bidang pertamanan dan mengelola kios tanaman hias di Kelapa Gading," ujarnya, Selasa (14/4/2020).

Ia bercerita, sebelum menggeluti pekerjaannya sekarang, anak kedua dari tiga bersaudara ini pernah menjalani pekerjaan mencuci botol minyak wangi dan mengumpulkan barang bekas yang ditukar dengan bawang merah. Kini, ia memiliki tiga karyawan aktif yang dipekerjakannya di Mabesad untuk merawat taman di sana.

Berasal dari keluarga yang kurang mampu, Roni kecil telah menjadi tulang punggung keluarga sejak usia 9 tahun, saat ayahnya meninggal dunia. Ia menghabiskan masa SD dengan membantu ibunya berjualan sayur kangkung di pasar.

"Saya tiga bersaudara. Namun kakak dan adik saya tidak bisa berjalan, sehingga saya yang membantu ibu saya untuk mencari nafkah. Waktu saya kelas 3 hingga 6 SD, setiap pulang sekolah, saya memotong kangkung di pinggir kali, kemudian dibawa pulang dan dijual oleh ibu saya," kenang Hakroni.

Ia juga mengenang kerusakan yang terjadi pada indera penglihatannya. Ia mengaku pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya harus dioperasi dan kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas.

Saat ini, Hakroni telah berkeluarga dan memiliki tiga orang anak. Perasaan sedih menyelimutinya ketika menceritakan kondisi anak perempuannya. Puteri keduanya memiliki riwayat penyakit yang mengharuskan transfusi darah setiap dua bulan sekali.

"Tapi saya tidak putus asa, sebagai orang tua, saya harus berusaha karena anak itu titipan Yang Maha Kuasa," tuturnya.

Ia bersyukur mendapat pekerjaan di Mabes AD, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengobatan anaknya dan dapat membiayai pendidikan anak ketiganya di pondok pesantren.

 

2 dari 2 halaman

Punya 3 Anak

"Alhamdulillah, saya juga bisa menunaikan ibadah haji," sambungnya.

Hakroni pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa karena masih mempercayakan pekerjaan pemeliharaan taman kepadanya.

"Saya sangat berterima kasih, masih diajak bekerja sama. Saya doakan semoga Pak Andika diberikan keberkahan, dan dijauhkan dari segala penyakit," ucapnya.

Sementara, Dandenma Mabesad Kolonel Czi Jamallulael, berbagi pengalaman tentang kinerja Hakroni selama memelihara taman di Mabesad. Menurutnya, Hakroni memiliki tanggungjawab yang besar serta komunikatif dalam menerima arahan dari Mabesad.

"Pak Roni punya kemampuan, walaupun bukan hasil sekolah bidang pertamanan, tapi beliau punya skill, sehingga apabila dikasih pengarahan, diberi konsep, beliau bisa mengerjakan, dan hasilnya sudah bagus sekali," ujar Kolonel Czi Jamallulael.

Atas kinerjanya yang mumpuni, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan apresiasi kepada Hakroni, sehingga dipercaya untuk merawat taman di seluruh area.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya