Gara-Gara Corona, BI Kembali Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini diprediksi menurun hingga 2,7 persen.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 11 Mar 2020, 12:40 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2020. Perubahan tersebut dilakukan lantaran efek virus corona terhadap perekonomian baik di skala global maupun nasional semakin terasa.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini akan menurun hingga 2,7 persen.

Prediksi tersebut turun dibanding hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Februari 2020 lalu, yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini berada pada kisaran 3,0-3,1 persen.

"Tapi memang nampaknya pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini akan lebih rendah dari 3 persen. Mungkin 2,8 sampai 2,7 persen, karena memang ada gangguan global supply chain dan gangguan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika (Serikat)," jelasnya dalam acara Forum Diskusi Infobank di Pullman Hotel, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Sedangkan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ia menyebutkan pemerintah masih bisa mempertahankannya di kisaran 5,0-5,4 persen. Angka tersebut masih sama seperti hasil RDG pada Februari lalu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tangkal Dampak Corona

Petugas medis menyesuaikan kacamatanya saat akan menyemprotkan cairan disinfektan sebagai tindakan pencegahan virus corona (COVID-19) di Seoul, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020). Jumlah pasien virus corona di Korea Selatan naik 293 kasus dari pengumuman sebelumnya. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Menindaki situasi ini, pemerintah disebutnya akan bergotong royong untuk melakukan collective action. Dia mengajak pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk sama-sama bergerak menangkal corona dan itu membangun kepercayaan diri bahwa Indonesia mampu mengatasinya.

"Kita harus looking for new source economy growth. Jangan hanya andalkan CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit mentah). Kalau dulu jualan nikel sekarang harus hilirisasi," imbuhnya.

"So many yang bisa kita eksplor. Pariwisata, UMKM, maritim. We have to learn," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya