Rupiah Melemah Imbas Ekonomi AS Menguat

Nilai tukar rpiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Mar 2020, 11:45 WIB
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Pergerakan hari ini dipengaruhi karena fundamental ekonomi AS yang masih kuat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (6/3/2020), rupiah dibuka di angka 14.199 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.175 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke 14.288 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.199 per dolar AS hingga 14.288 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah tertekan 3,02 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.267 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.168 per dolar AS.

"Fundamental AS saat ini masih menunjukkan perekonomian yang kuat," kata Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penguatan Dolar AS

Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Ia mengatakan bahwa pasar masih memberikan respon positif terhadap dolar AS dibandingkan mata uang dunia lainnya. Namun, pergerakan dolar AS relatif masih terbatas.

"Fokus pasar masih pada data utama penggajian non-pertanian (non-farm payrolls/NFP) yang akan diumumkan pada waktu dekat, pasar menantikan petunjuk dari data tersebut untuk pergerakan besar selanjutnya," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pemangkasan suku bunga AS juga direspon positif oleh sebagian pelaku pasar uang. Pemangkasan suku bunga The Fed, disebabkan pertimbangan untuk menjaga perekonomian AS yang dapat melambat akibat penyebaran wabah Corona.

Selain itu, kata dia, harga minyak mentah dunia yang mengalami tekanan turut menjadi faktor bagi dolar AS menguat.

"Dolar AS telah menjadi faktor penting yang berikan tekanan kepada komoditas berdenominasi dolar AS," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya