RUU Cipta Kerja Sasar 2,5 Juta Pengangguran per Tahun

Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak memadai.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2020, 18:30 WIB
Bursa Kerja Mandiri di Innovation Room-Talent Hub, Kementerian Ketenagakerjaan Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bagian Hukum Ketenagakerjaan Luar Negeri Kementerian Tenaga Kerja Agatha Widianawati menyebut RUU Cipta Kerja merupakan upaya pemerintah untuk menekan angka pengangguran sampai 2,5 juta per tahunnya.

"Kita kan mau menurunkan angka pengangguran," kata Agatha di Hotel Millennium Sirih, Jakarta, Rabu (26/2).

Menurutnya saat ini terdapat total 7 juta jiwa jumlah pengangguran di Indonesia, dan akan bertambah 2,5 juta jiwa angkatan kerja baru di setiap tahun nya. Pemerintah menilai tingginya angka pengangguran tersebut, disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak memadai.

"Dia tidak tertampung, artinya harus di perluas," imbuh Agatha.

Agatha juga berharap melalui RUU Cipta Kerja, kompetensi para pekerja akan meningkat. Baik untuk pekerja yang sedang bekerja atau pun pekerja baru.

"Tidak boleh stuck di situ, harus terus dinaikkan (kompetensi)," terang nya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kesejahteraan Pekerja

Bursa kerja bertema Career and Higher Education Fair Oktober 2014 ini juga bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Jakarta.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Yasonna Laoly yang menegaskan, jika Rancangan UU Cipta Kerja tidak melupakan kesejahteraan pekerja.

Sebab, menurut Yasonna, RUU Cipta Kerja adalah sebuah keharusan demi mengentaskan jumlah pengangguran.

"Ada 7 juta pengangguran sekarang ini dan kita memasuki masa bonus demografi. Saat tiap tahun akan bertambah 2 juta. Tanpa ada perubahan mendasar dalam pendekatan kita, kita akan sulit," kata Yasonna saat Pertemuan Koordinasi BPIP di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (17/2).

Menurut Yasonna, adanya kontroversi RUU Cipta Kerja yang saat ini terjadi adalah hal yang lumrah. Karenanya, dia ingin setiap yang berpolemik, tidak melihat RUU tersebut dari satu perspektif saja tapi lebih menyeluruh

"Kontroversi ini ya biasalah di dalam masyarakat kita melihat dari satu perspektif saja. Tapi kalau dilihat, ini penguatan UMKM sangat jelas ya, konsep membuka lapangan kerja membuka kehidupan layak," klaim Yasonna.

Reporter: Sulaeman 

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya