Bantah Prabowo Lembek Soal Natuna, Fadli Zon: Pak Prabowo Realistis

Sikap realistis Prabowo tersebut berangkat dari kondisi di lapangan.

oleh Delvira HutabaratLiputan6.com diperbarui 08 Jan 2020, 16:34 WIB
Presiden Jokowi (tengah) meninjau kapal pengawas perikanan saat melakukan kunjungan kerja di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT), Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/1/2020). Kunjungan Jokowi tersebut pascakapal coast guard milik China berlayar di perainan laut Natuna (HO/PRESIDENTIAL PALACE/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon menampik anggapan yang menyatakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersikap lembek atau tidak tegas menanggapi sengketa perairan Natuna. Prabowo, kata dia, sesungguhnya bersikap realistis.

"Saya kira sebenarnya bukan lembek, tapi Pak Prabowo itu berusaha realistis," kata dia, di Kompleks Parlemen, Rabu (8/1/2020).

Sikap realistis Prabowo tersebut, menurutnya berangkat dari kondisi di lapangan. Dia melihat Indonesia tidak memiliki kekuatan yang secara de facto melindungi perairan Natuna, seperti pasukan maupun armada pengamanan yang memadai.

"Jadi Pak Prabowo berusaha untuk bagaimana kita berangkat dari realitas dan terus memperkuat kekuatan kita di sana," ujar Fadli.

Sementara terkait kunjungan Presiden Joko Widodo alias Jokowi ke Natuna, dia mengatakan, sudah sangat jelas bahwa Natuna merupakan wilayah Indonesia.

"Yang Natuna itu saya kira kita sudah jelas ya posisinya, bahwa wilayah itu adalah wilayah yang merupakan hak kita dan kita tidak mengakui sembilan dash line itu yang diklaim sepihak sama China," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Upaya Penegakan Hukum

Menurut dia, hal perlu dilakukan saat ini adalah upaya penegakan hukum. Penegakan hukum dapat dilakukan dengan penguatan operasi pengamanan di wilayah perairan Natuna.

"Jadi menurut saya ini yang paling penting, kalau kita tidak ada di sana tidak melakukan secara de facto menguasai wilayah perairan yang merupakan wilayah ZEE kita yang sudah disepakti juga oleh UNCLOS, maka ya sulit kita menghindari adanya pencurian ikan dan masuknya kapal-kapal yang secara ilegal berlalu-lalang di sana," tegas dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya