RI dan 2 Perusahaan UEA akan Matangkan Proyek Kilang Balikpapan dan Bontang

Jokowi juga akan menyaksikan penandatanganan Kerjasama peningkatan kilang Inalum dengan Enterprice Global Alumunium (EGA).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Jan 2020, 20:44 WIB
Kilang LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur

Liputan6.com, Jakarta Dua perusahaan Unit Emirat Arab (UEA) akan mematangkan kerjasama pembangunan kilang dengan PT Pertamina (Persero). Kedua belah pihak akan menyepakati kerjasama saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke UEA pada pekan ini.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perusahaan tersebut adalah Mubadala untuk proyek kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Abu Dhabi National Oil Company untuk Kilang Balongan.

"Yang pertama kerjasama Mubadala investasi Kilang Balikpapan, kemudian yang kedua Adnoc akan berpartisipasi untuk mengkaji investasi di kilang Balongan," kata Budi, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Selain mematangkan kerjasama pembangunan kilang minyak, dalam kunjungan Jokowi juga akan menyaksikan penandatanganan Kerjasama peningkatan kilang Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan Enterprice Global Alumunium (EGA).

Kemudian penandatanganan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata antar PLN dengan Masdar.

"Tadi sekitar yang masuk dari Abu Dabi sekitar 3 billion tapi itu untuk proyek 16-17 billion," tutur dia.

 

2 dari 2 halaman

PLTS Cirata

Indonesia memiliki bendungan terbesar di Asia Tenggara, yaitu Waduk Cirata dengan luas sekitar 43 ribu hektare.

Di kesempatan yang sama, Direktur Pengadaan Strategis 1 Sripeni Inten Cahyani mengatakan, pembangunan PLTS Terapung Cirata membutuhkan investasi sebesar USD 129 juta.

Pembangkit Energi Baru Terbarukan tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 50 Mega Watt (MW) pada 2021 Untuk tahap pertama, kemudian akan meningkat menjadi 145 MW pada 2022.

"Setelah PPA, financial close satu tahun, jadi awal 2021 sudah mulai konstruksi. Jadi, targetnya 50 MW selesai 2021. Sisanya, di 2022 nanti," papar dia.

Pembangunan PLTS terapung Cirata akan dilakukan anak usaha PLN Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dengan porsi 51 persen Dan Masdar 49 persen. Listrik dari PLTS yang dibangun di atas permukaan air Wadug Cirata ini dipatok USD 5,8 sen per Kilo Watt hour (KWh).

"Komposisinya 51 PLN 49 Masdar lokasinya di Wadug Cirata," tandasnya.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya