Pesan Terakhir yang Memilukan Seorang Ayah Sebelum Meninggal Dunia

Seorang ayah mengirimkan pesan terakhir yang memilukan kepada anak-anaknya sebelum meninggal dunia.

oleh Komarudin diperbarui 24 Des 2019, 09:06 WIB
Ilustrasi ayah dan anak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Cinta orangtua tak mengenal batas dan itu berlaku di sebagian besar kasus keluarga di seluruh dunia. Orangtua akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan anggota keluarganya cukup sandang, pangan, dan papan.

Beberapa orangtua bahkan berusaha untuk memastikan bahwa jalan di depan hidup anaknya diaspal semulus mungkin. Tetapi banyak anak sering tak menyadari hal ini, karena orang tua mereka hampir tak akan pernah memberi tahu mereka tentang pengorbanan yang dilakukannya.

Namun, untuk keluarga dengan tujuh anak dan seorang istri, pesan terakhir dari seorang ayah ini sangat memilukan. Sebelum kematian mendadak, sang ayah mengungkapkan perasaannya yang tulus kepada mereka, seperti dikutip dari Oddity Central, Jumat, 23 Desember 2019.

Peristiwa itu yang terjadi di Singapura, menimpa sebuah keluarga. Sebuah grup WhatsApp yang terdiri dari anak-anak lelaki itu menerima pesan yang sangat mendadak dari ayah mereka.

Almarhum diketahui seorang pria berusia 45 tahun. Ia bekerja sebagai penjual peralatan elektronik sebelum meninggal pada waktunya. Lelaki itu tinggal di unit HDB dua kamar dengan istri dan tujuh anak.

“Hai, anak-anak terkasih. Baru saja dua kali sakit jantungku seperti neraka dan sesak napas ditambah setengah otakku lumpuh, benar-benar tak bisa bergerak. Sepertinya mau mati sekarang," tulisnya.

"Harap kalian semua bersatu, jangan tinggalkan siapa pun di belakang. Aku benar-benar menyesal telah gagal memberi kalian semua gaya hidup yang stabil, tapi aku selalu berusaha bekerja sangat keras. Ingat, aku cinta kalian semua." ungkap sang ayah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tetap Bekerja

Ilustrasi ayah dan anak. Foto: via patheos.com

Setelah menerima pesan WhatsApp yang mengerikan itu, putrinya menasihati ayahnya untuk segera menjalani perawatan medis, tapi ayahnya menepis kekhawatirannya. Justru ia bekerja seperti biasanya. Sayangnya, dua hari kemudian ia menyerah pada kondisinya dan dirawat di rumah sakit, sebelum meninggal pada 16 Desember 2019.

Meskipun mereka belum pernah kaya, anggota keluarganya selalu mengatakan bahwa mereka bahagia bersama. Setelah ayah mereka meninggal, kedua anak tertua, yang berusia 21 tahun dan 19 tahun, harus mengambil tanggung jawab merawat keluarga.

Mereka berdua khawatir tentang biaya pendidikan untuk adik-adik mereka, dan telah menyatakan keinginan untuk menyewa flat yang lebih besar, dengan tiga kamar tidur.

Mereka juga menambahkan bahwa almarhum ayahnya selalu menjadi ayah yang baik, dan melakukan semua yang ia bisa untuk memastikan anak-anaknya bisa hidup dengan nyaman, bahkan dengan penghasilannya yang tak mencukupi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya