Upaya Pemprov DKI Jakarta Cegah Diabetes di Kalangan Anak Muda

Program Cities Changing Diabetes (CCD) merupakan cara Pemprov DKI Jakarta mencegah penyakit diabetes

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 15 Nov 2019, 11:00 WIB
ilustrasi Diabetes (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Di Hari Diabetes Sedunia pada Kamis, 14 November 2019, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan deteksi dini penyakit diabetes mellitus (DM) di lingkungan Universitas Yarsi melalui kegiatan pos binaan terpandu (Posbindu).

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Dwi Octavia TLH, M. Epid mengatakan pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta merasa perlu melakukan kegiatan Posbindu di lingkungan pendidikan karena ingin menjangkau lebih banyak masyarakat.

"Tidak cukup kalau hanya melakukan Posbindu pada tingkat pemukiman untuk bisa menjangkau banyak orang. Untuk itu kita berusaha menggerakkan Posbindu institusi-institusi misalnya pendidikan," kata Dwi Octavia.

Guna mencegah angka pasien diabetes di Jakarta bertambah, Dwi mengatakan sasaran kegiatan ini harus dimulai dari usia paling muda sampai yang paling tua. Paling muda adalah dewasa muda yang masih aktif, seperti murid-murid SMA di usia 15 dan yang paling tua di institusi perkantoran.

Menurut Dwi, meskipun diabetes menyasar orang-orang di atas usia 30 tapi faktor risiko sampai terjadinya penyakit itu bisa diberantas jauh sebelum mereka menginjak usia tersebut.

"Nah, SMA dan kampus seperti Yarsi itu menjadi tempat kita melakukan kegiatan Posbindu di institusi pendidikan. Kita juga akan melakukan distribusi perkantoran. Kita ingin bertemu dengan pengelola kantor dan perusahaan-perusahaan, baik yang pekerjanya banyak ratusan maupun yang sampai ribuan," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Posbindu untuk Cegah Diabetes

Tidak semua diabetesi memiliki badan gemuk. Di beberapa negara seperti India, orang dengan diabetes ternyata banyak yang kurus. (Foto: iStockphoto)

Layanan Posbindu juga dilakukan pemprov DKI di kegiatan car free day. Ini dilakukan agar orang tertarik mengecek kadar gula darahnya. Begitu orang tersebut tahu ada faktor risiko di dirinya, dia tahu harus ke mana memeriksakan kondisinya lebih lanjut.

"Kalau ternyata mereka mempunyai faktor risiko, tenaga kesehatan bisa merujuk ke Puskesmas untuk bisa didiagnosis lebih tepat," katanya.

"Posbindu di car free day ini kan sifatnya skrining. Jadi, begitu dirujuk ke Puskesmas, dia pun bisa diberitahu pola gizinya. Dan, dokter bisa memberikan saran olahraganya sampai pengobatan yang memang dibutuhkan," Dwi melanjutkan.

 

3 dari 3 halaman

Posbindu di Yarsi

Ilustrasi diabetes (iStockphoto)

Kegiatan Posbindu di Lapangan Futsal lantai 5 Universitas Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat merupakan bagian dari rangkaian kerjasama program Cities Changing Diabetes (CCD) antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Novo Nordisk.

CCD merupakan komitmen bersama dalam memerangi diabetes di perkotaan, mengingat kompleksitas masalah penanganan diabetes di Indonesia.

Menurut Dwi, Jakarta memiliki prevalensi diabetes tertinggi berdasarkan hasil Riskesdas 2018. Oleh sebab itu, butuh peningkatan sistem kesehatan yang tepat dan efektif dalam aspek promotif, preventif, dan kuratif untuk mengurangi beban diabetes di perkotaan.

"Kita memang ingin bergerak semakin banyak ke semua kelompok masyarakat," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya