PAN Minta Menag Setop Sebarkan Isu Radikalisme

Hanafi menilai pencegahan radikalisme lewat pelarangan orang bercadar dan bercelana cingkrang adalah isu yang tidak produktif.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2019, 18:13 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais memberi keterangan saat tiba di rumah Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (9/8). Sejumlah petinggi Gerindra dan PAN mulai berdatangan jelang deklarasi capres-cawapres. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais meminta Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menghentikan penyebaran isu radikalisme. Hal itu, ia katakan terkait dengan wacana Menag kajian larangan orang bercadar dan bercelana cingkrang masuk instansi pemerintahan.

"Saya kira solusinya sederhana dan tegas ya. Pada menteri agama (Menag) itu stop membawa dan memunculkan terus isu radikalisme," kata Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Hanafi menilai pencegahan radikalisme lewat pelarangan orang bercadar dan bercelana cingkrang adalah isu yang tidak produktif. Serta tidak sesuai dengan keinginan memajukan Indonesia.

"Justru yang terjadi memang juga harus akui, isu radikalisme agama yang dimunculkan oleh Menag melalui, apa soal berpakaian, soal berpenampilan itu terus terang juga harus diakui ditembakin juga kepada sebagian umat Islam," ungkapnya.

"Jadi mestinya Pak Menteri Agama ini lebih mengedepankan ukhuwah bukan malah memecah belah bangsa dengan isu radikalisme seperti yang denger beberapa hari terakhir ini," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sengaja Diembuskan

Wakil Ketua Komisi I dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais, saat ditemui di Jakarta, Senin (9/4/2018). Liputan6.com/Andina Librianty

Anggota DPR ini khawatir isu radikal sengaja diembuskan untuk menutupi masalah ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk.

"Atau minimal stagnan tidak maju-maju pertumbuhan ekonomi juga ternyata meleset dari yang pernah dijanjikan oleh presiden ketika kampanye dulu itu, itu kemudian ditutup dikubur dengan isu radikalisme yang membuat bangsa kita ini malah justru semakin berpecah belah," ucapnya.

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya