16 Ribu Aparat Gabungan Amankan Aksi Mujahid 212

Massa mulai memadati kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Mereka rata-rata mengenakan pakaian putih dan membawa sejumlah atribut.

oleh Ika Defianti diperbarui 28 Sep 2019, 10:49 WIB
Anggota Korps Brimob. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyebut, sebanyak 16 ribu personel gabungan TNI dan Polri siaga mengamankan aksi Mujahid 212 di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

"Kita sudah menyiapkan personel pengamanan, jumlahnya 16.000 personel gabungan ya," kata Argo saat dikonfirmasi, Sabtu (28/9/2019).

Sedangkan pantauan Liputan6.com di lokasi, ribuan masyarakat mulai memadati kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Mereka rata-rata mengenakan pakaian putih dan membawa sejumlah atribut.

Sementara itu, Ketua panitia aksi Mujahid 212 Edy Mulyadi mengatakan, titik kumpul aksi berada di Bundaran HI mulai pukul 08.00 WIB dan bergerak menuju Istana.

"Kami ingin kembali menegaskan, bahwa umat Islam bersama arus besar perubahan yang digelorakan mahasiswa dan para pelajar SMU. Kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik," kata Edy dalam keterangan sehari sebelumnya, Jumat (27/9/2019).

Edy kemudian menuturkan empat isu yang akan diangkat Mujahid 212 saat demo. Salah satunya mengenai sikap aparat yang dinilainya represif saat menghadapi demo mahasiswa.

"Pertama, aksi mahasiswa masih dihadapi oleh aparat dengan sikap represif hingga menimbulkan korban luka, hilang, bahkan ada yang meninggal dunia," kata Edy.

Kedua, munculnya aksi para pelajar sebagai sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam ekskalasi politik di negeri ini. Dia mengatakan, aksi yang berlangsung spontan dan tanpa komando itu pun berakhir ricuh dan berujung diamankannya ratusan pelajar oleh aparat.

2 dari 2 halaman

Rusuh di Wamena

"Ketiga, kerusuhan di Wamena, Papua, dengan korban puluhan jiwa dan eksodus warga pendatang keluar dari wilayah tersebut," ucapnya.

Keempat, masalah bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang tidak ditangani cepat oleh pemerintah telah menyebabkan ratusan ribu warga terkena pekatnya asap dan menderita ISPA hingga merenggut korban jiwa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya