Kontribusi Perguruan Tinggi untuk Pengembangan Mobil Listrik Nasional

Euforia pengembangan kendaraan listrik sebagai kendaraan ramah lingkungan di masa depan nampak semakin besar. Berbagai produsen otomotif berlomba untuk menghadirkan kendaraan listrik paling mutakhir untuk pasar Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2019, 09:00 WIB
Salah satu mobil listrik buatan ITS yang ikut serta dalam Jambore Kendaraan Listrik Nasional melintasi jalanan di Jakarta, Selasa (3/9/2019). Jambore nasional tersebut berbentuk rally dan menempuh jarak 900 kilometer (km) dari Surabaya menuju Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Euforia pengembangan kendaraan listrik sebagai kendaraan ramah lingkungan di masa depan nampak semakin besar. Berbagai produsen otomotif berlomba untuk menghadirkan mobil listrik paling mutakhir untuk pasar Indonesia.

Tak hanya pihak swasta, negara pun punya itikad untuk mewujudkan mobil listrik nasional atau yang disebut Molina.

Proses pengembangan Molina yang sudah dimulai sejak 2012 ini turut mengikutsertakan beberapa perguruan tinggi di Indonesia dalam proses riset dan pembuatan prototipe. Terdapat lima perguruan tinggi yang terlibat yaitu UI, ITB, UGM, UNS, dan ITS. Bersama dengan litbang, kelima universitas ini dirasa mampu untuk memenuhi kebutuhan Molina.

"Perguruan tinggi atau litbang kita secara teknologi saya kira bisa menguasai komponen-komponen kunci dari teknologi kendaraan motor listrik ini," ucap Dr.Ir. Jumain Appe, Msi selaku Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti dalam IEMS 2019 di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

Salah satu kontribusi terbaru adalah Tim Jambore Kendaraan Listrik Nasional 2019 dari Institut Sepuluh November (ITS) yang menyelesaikan perjalanan 900 km Surabaya-Jakarta dengan mobil listrik pada Selasa (4/9).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Fasilitas

Fasilitas juga turut dibangun di universitas untuk mempercepat pengembangan, salah satunya di ITS dan ITB. Fasilitas tersebut meliputi vokasi untuk pengembangan dan training SDM serta tempat pengujian kendaraan listrik.

Dengan sumber daya yang ada baik untuk komponen maupun SDM, Jumain meyakini bahwa tidak perlu ada keraguan terhadap terwujudnya mobil listrik nasional.

"Kita sudah menguasai tingkat teknologi yang dibutuhkan, jadi tidak perlu ada keraguan. Yang penting bagaimana kita mengintegrasikan kemampuan yang ada. Ekosistem harus dibangun baik itu pemerintah, dunia usaha maupun berbagai litbang. Jangan jalan sendiri-sendiri," pungkasnya.

Penulis: Khema Aryaputra

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya