Kepala BKKBN Temui Gubernur Bali Soal Pemberhentian Kampanye 2 Anak Cukup

Hasto berharap penerapan empat anak ini tidak berlaku pada semua pasangan dengan kondisi-kondisi berikut.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 21 Agu 2019, 13:00 WIB
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BBKBN) Hasto Wardoyo sudah menemui Gubernur Bali Wayan Koster terkait pemberhentian sosialisasi program KB dua anak cukup.

"Ya, saya sudah temui Gubernur Bali (Wayan Koster). Pak Gub sebenarnya tidak menyetop kampanye KB tapi Pak Gub Bali ingin (warga) boleh memiliki empat anak," kata Hasto saat ditemui Liputan6.com di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Selasa (20/8/2019).

Pemerintah pusat mengatakan bahwa idealnya angka ibu melahirkan di Indonesia 2,1. Hal ini perlu dijaga agar komposisi penduduk tetap ideal. Walau begitu, menurut Hasto instruksi gubernur soal empat anak itu bisa disiasati agar tidak bertabrakan dengan aturan pemerintah pusat. Mengingat ada sekitar 10 persen pasangan tidak bisa memiliki anak dan 15 persen pasangan memiliki satu anak.

"Sebenarnya secara program masih bisa disiasati tapi jangan membabi buta. Jangan semua orang dianjurkan punya anak empat," kata pria yang juga dokter kebidanan dan kandungan konsultan ini.

Hasto Wardoyo pun menyampaikan kepada Koster bahwa tidak semua pasangan bisa memiliki empat anak. Pada pasangan dengan kondisi tertentu sebaiknya tidak memiliki banyak anak.

"Saya minta ke Pak Gubernur, baik pasangan yang punya anak stunting, punya risiko tinggi, miskin tidak dianjurkan untuk punya anak empat," kata Hasto.

Menurut, Hasto, ini adalah jalan tengah sehingga aturan daerah tidak bertabrakan dengan kebijakan pusat.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ingub Bali Terkait Kearifan Lokal

Gubernur Bali Wayan Koster. (dok.Instagram @kostergubernurbali/https://www.instagram.com/p/BtDyzHuAtMa/Henry

Wayan Koster beberapa waktu lalu menerbitkan Surat Instruksi Gubernur tentang program keluarga berencana di Bali memiliki keturunan dua bahkan empat orang. Tujuannya terkait kearifan lokal agar kembali ada nama anak ketiga dan keempat di keluarga Bali, yakni Nyoman dan Ketut.

Mengutip dari Antara, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengatakan, angka demografi penduduk asli Bali di pulau Bali belakangan menurun.

Kondisi tersebut karena tertanamnya kampanye KB di masyarakat, serta pola pikir dua anak agar tidak merepotkan orangtua.

"Namun, melihat kondisi di Bali saat ini di mana jumlah orang Bali malah trennya menurun, sepantasnya kita kembali pada ajaran leluhur kita yang menganjurkan empat anak," kata Putri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya