Prabowo: Saya Tak Ingin Naikkan Pajak 16 Persen dalam Setahun

Selain itu, lanjut Prabowo, pihaknya juga tak ingin membuat syok ekonomi jika menerapkan kenaikan pajak yang drastis.

oleh Delvira HutabaratLizsa EgehamAdy AnugrahadiYopi Makdori diperbarui 13 Apr 2019, 21:26 WIB
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berbincang sebelum memulai Debat Pilpres 2019 kelima di Jakarta, Sabtu (13/4). Debat kelima merupakan debat terakhir yang mengambil tema Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, pihaknya juga tak ingin menerapkan kenaikan pajak sebesar 16 persen secara sekaligus. Hal itu disebutkan Prabowo menampik anggapan Jokowi tentang metode menaikkan pajak.

"Mungkin Pak Jokowi salah menangkap, saya tak ingin menaikkan 16 persen dalam satu tahun, tapi harus ada usaha riil, salah satunya adalah dengan menerapkan sistem yang sangat transparan," ujar Prabowo dalam debat pamungkas Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Selain itu, lanjut Prabowo, pihaknya juga tak ingin membuat syok ekonomi.

"Namun, kita juga ingin memperkuat penerimaan pajak, agar mereka tidak lari dari penerimaan pajak," jelas Prabowo.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tema Debat Kelima

Rangkaian debat kandidat Pilpres 2019 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencapai puncaknya pada Sabtu 13 April 2019. Debat pamungkas Pilpres 2019 yang menghadirkan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini digelar di Hotel Sultan, Jakarta.

Debat kelima ini akan mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.

Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengatakan, ada doa bersama usai perhelatan Debat Kelima Pilpres 2019. Hal itu dilakukan sebagai penutup rangkaian kampanye sekaligus menandai masa tenang sebelum hari pencoblosan pada 17 April.

Nantinya, doa bersama usai Debat Kelima Pilpres 2019 ini dipimpin oleh tokoh ulama muslim, diikuti para tokoh agama lain. Momen itu diharapkan menjadi pesan moral sekaligus kontemplasi atau perenungan bagi seluruh masyarakat bahwa masa kampanye telah berakhir dan saatnya memantapkan pilihan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya