Jurus Jokowi dan Prabowo agar Indonesia Lepas Jebakan Kelas Menengah

Jokowi-Maruf akan mengubah orientasi industri dari semula berbasis sumber daya alam menjadi berbasis modal dan keahlian.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2019, 16:17 WIB
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini tengah berada dalam zona Middle Income Trap atau jebakan penghasilan kelas menengah. Pemerintah harus mencari resep manjur reindustrialisasi untuk keluar dari zona tersebut dan menyusul negara tetangga, yaitu Malaysia dan Thailand, yang telah lebih dahulu keluar dari Middle Income Trap.

Seperti diketahui, stagnasi industri dialami Indonesia sejak krisis keuangan di 1998. Salah satunya dipicu turunnya kontribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga di kisaran 20 persen pada 2018.

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Rama Pratama, menyebut Jokowi-Maruf akan mengubah orientasi industri dari semula berbasis sumber daya alam atau labor and natural resources menjadi berbasis modal dan keahlian.

"Industri harus mulai bergeser dari berbasis SDA kepada berbasis modal keahlian kalau kita mau lepas dari Middle Income Trap," kata dia dalam sebuah acara diskusi di UI Salemba, Jakarta, Kamis (11/4/2019).

Selain itu, dia juga menegaskan pemerintah akan memaksimalkan potensi pasar dalam negeri atau pasar domestik. Itu supaya hasil produksi dalam negeri bisa diserap dan memenuhi permintaan domestik, sehingga neraca perdagangan tidak akan bergantung pada ekspor.

"Kemudian yang kedua juga ternyata di negara-negara yang bisa lepas dari Middle Income Trap bahwa mereka sudah mulai melihat domestic market more important daripada ekspor market," ujarnya.

Namun hal tersebut juga tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satunya adalah harus membuka dan mengembangkan sumber-sumber ekonomi baru.

"Misalnya yang saat ini tengah dilakukan pemerintah yaitu sektor pariwisata," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Industri Halal

Cawapres nomor urut 01 K.H. Ma'ruf Amin menyampaikan visi saat mengikuti debat cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). Debat itu mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia mengungkapkan, sosok Maruf Amin sendiri bisa menjadi daya tarik potensi industri halal bagi Indonesia.

"Kenapa kemudian Pak Maruf dijadikan cawapres? ini kan terlihat saat ini kita sudah jadi nomor 1 destinasi halal. Ingin menjaga momentum itu dan terus mengembangkan sumber-sumber ekonomi baru kalau kita mau keluar dari Middle Income Trap," ungkapnya.

Yang selanjutnya adalah meningkatkan sektor ekonomi kreatif. Dia mengungkapkan saat ini sektor tersebut telah terbukti tumbuh dan memberi kontribusi ekspor yang cukup lumayan.

"Langkah berikutnya, perlu juga mengembangkan zona-zona ekonomi baru. Dan inilah salah satu tujuan dibangunnya infrastruktur," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Fokus Beberapa Sektor

Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dalam kesempatan serupa, Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Arie Mufti menyebutkan pihaknya akan menawarkan hal yang berbeda.

"Yang berbeda dari kami dan Jokowi, kami akan fokus pada beberapa industri. Sekarang pemerintah banyak fokusnya," ujarnya.

Dia menjelaskan, banyaknya fokus tersebut membuat industri menjadi tidak terdorong sebagaimana mestinya. Dia mencontohkan, kementerian perindustrian memiliki komitmen fokus mengembangkan industri gula, di lain pihak kementerian perdagangan malah membuka keran impor gula.

"Fokus terhadap industri bisa dicapai jika pemerintah punya fokus," ujarnya.

Dia mengungkapkan, Prabowo-Sandi akan menitikberatkan fokus industri pada beberapa sektor. "Kami fokus agro industri, ini kekuatan kita. Kedua adalah tentu manufaktur, ketiga industri halal. Dengan fokus yang jelas maka kita bisa melakukan pengembangan kebijakan yang jelas termasuk pada saat mengembangkan infrastruktur dan ekosistem," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya