Memahami Stunting, Isu Kesehatan dalam Debat Cawapres 2019

Dalam debat cawapres 2019 semalam, stunting menjadi salah satu isu kesehatan yang dikemukakan Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Mar 2019, 13:00 WIB
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno berbincang usai debat cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). Debat bertemakan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Stunting menjadi salah satu isu kesehatan dalam debat Cawapres antara Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno malam tadi, Minggu, 17 Maret 2019. Kedua paslon cawapres menyampaikan solusi dalam menangani stunting.

Lalu, apa sebenarnya definisi stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Akibatnya, tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan anak-anak seusianya seperti pernah disampaikan Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Doddy Izwardy.

“Stunting itu kondisi gagal tumbuh pada anak dan balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya,” jelas Doddy di Jakarta, ditulis Senin, (18/3/2019).

Bahkan anak terlalu pendek untuk usianya. Perkembangan otak pun tidak maksimal. Anak akan mengalami keterlambatan dalam berpikir.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting turun menjadi 30,8 persen dari 37,2 persen (Riskesdas 2013). Walaupun terjadi penurunan, penanganan stunting tetap menjadi fokus.   

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Siswanto menambahkan, tren stunting di Indonesia masih tinggi dan belum di bawah angka yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Mengacu dari data WHO, prevalensi stunting itu harus kurang dari 20 persen," pungkasnya.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Penanganan stunting cawapres

Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno di Debat Cawapres, Minggu, 17 Maret 2019. (dok. screenshot Vidio.com)

Ma'ruf Amin menyampaikan, program stunting yang sudah pernah dilakukan di Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan terus dilanjutkan.

Sebut saja Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), serta mendorong masyarakat untuk tidak mengonsumsi hal-hal yang tak sehat.

Sementara itu, Sandiaga Uno menyebut, pemberian susu, tablet dan kacang hijau pada anak-anak dapat mengatasi stunting.

"Kami yakin gizi anak akan baik, kalau kita beri program antara sistem pendidikan di mana TK dan SD menyiapkan susu dan kacang hijau seperti yang di Jakarta yang kami jalankan," kata Sandiaga Uno.

Sandiaga juga menyampaikan, kondisi stunting di Indonesia sebagai gawat darurat. Anak stunting berisiko tak bisa tumbuh kembang optimal dan mengalami gangguan kesehatan di masa produktif.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya