5 Komoditas yang Impornya Naik Tajam di Februari 2019

Meski secara total mengalami penurunan, namun impor sejumlah komoditas impor justru meningkat pesat.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Mar 2019, 18:14 WIB
Ratusan peti kemas ekspor impor di area JICT Tanjung Priok, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, impor Indonesia pada Februari 2019 turun 18,61 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun demikian, sejumlah komoditas justru mengalami kenaikan impor yang signifikan pada Februari 2019.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan impor ini terbilang cukup tajam jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. "Nilai impor Februari 2019 sebesar USD 12,2 miliar, turun 18,61 persen dibandingkan Januari 2019," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Meski secara total mengalami penurunan, namun impor sejumlah komoditas impor justru meningkat pesat di Februari 2019.

Berikut 5 komoditas impor yang mengalami kenaikan terbesar di Februari 2019:

1. Gula dan kembang gula sebesar 412 ribu ton senilai USD 147 juta atau naik 216,88 persen dibandingkan Januari 2019.

2. Hewan hidup, sebesar 17 ribu ton dengan nilai USD 53 juta atau naik 99,65 persen

3. Biji, kerak, dan abu logam sebesar 691 ribu ton dengan nilai USD 58 juta atau naik 81,66 persen.

4. Susu, mentega dan telur sebesar 32 ribu ton dengan nilai USD 76,4 juta atau naik 54,64 persen

5. Daging hewan sebesar 14 ribu ton dengan nilai USD 41 juta atau naik 24,2 persen

2 dari 2 halaman

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 0,33 Miliar di Februari

Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Februari 2019 surplus sebesar USD 0,33 miliar. Hal ini berbanding terbalik dari Januari 2019 yang defisit sebesar USD 1,16 miliar dan Februari 2018 yang defisit USD 120 juta.

"Sesudah 4 bulan kita mengalami defisit, Alhamdulillah bulan ini kita mengalami surplus. Kita berharap bulan-bulan berikutnya kita mengalami surplus," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/3/2019).‎

Dia menjelaskan, pada Februari 2019, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 12,53 miliar. Sedangkan impor sebesar USD 12,2 miliar.‎

"Pada Februari 2019, total ekspor sebesar USD 12,53 miliar. Dibandingkan Januari 2019, berarti ada penurunan 10,03 persen," ungkap dia.

Sedangkan impor pada Februari 2019 juga menurun drastis yaitu 18,61 persen dibandingkan impor di Januari 2019.

Dia menjelaskan, neraca perdagangan ini dipengaruhi harga komoditas baik migas maupun nonmigas pada Februari 2019. ‎Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti‎ nikel, tembaga, seng, karet dan sawit. Sedangkan yang mengalami penurunan yaitu minyak kernel dan batu bara.

"Komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan ada, tapi ada juga komoditas yang mengalami penurunan. Minyak mentah dan nonmigas ini berpengaruh pada nilai ekspor dan impor Indonesia," tandas dia.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya