Cita-Cita Bocah yang Bolos Sekolah untuk Rawat Ayah Penderita Tumor Otak

Banyak pihak yang menjamin Yuda, bocah yang merawat ayahnya penderita tumor otak seorang diri, bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 12 Mar 2019, 09:45 WIB
Yuda (12) menjaga sang ayah yang sakit tumor otak seorang diri selama tiga bulan terakhir setelah ibunya meninggalkan keluarganya. (dok. Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin/https://www.instagram.com/p/Bu0fhgAhZL3/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah Yuda yang viral lantaran mengurus bapaknya penderita tumor otak masih berlanjut. Bocah 12 tahun yang duduk di kelas 6 SD ini menarik perhatian karena memilih bolos sekolah demi merawat bapaknya dan menggantikan sang ibu yang dikabarkan pergi bekerja di luar negeri.

Lewat unggahan terbaru di akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin, Yuda mengaku sudah tiga bulan terakhir tak sekolah. Bila sebulan lagi tak sekolah, ia terancam dikeluarkan.

"Bicara langsung," jawabnya singkat saat disinggung bagaimana pihak sekolah menyampaikan hal itu.

Sambil berlinang air mata, Yuda mengungkapkan keinginannya masuk pesantren, tetapi batal karena tak bisa meninggalkan bapaknya. Ia juga menyampaikan memilih mendampingi bapaknya dibandingkan sekolah karena tak ada yang bisa mengurus. Padahal, ia punya cita-cita yang ingin diwujudkan.

"Pengen jadi polisi," ujarnya.

Melihat kegalauan Yuda, Iraningsih Achsien, pendiri Rumah Teduh, meyakinkan bocah itu untuk mencarikan jalan keluar. "Kalau harus sampai keluar sekolah, Bunda janji akan cari solusi supaya Yuda bisa tetap sekolah," katanya.

Kepada Liputan6.com, perempuan yang akrab disapa Iin itu mengatakan Yuda sudah kembali ke sekolah. Senin kemarin, 11 Maret 2019, ia bahkan menjalani ujian sekolah jelang Ujian Nasional.

"Ini hari pertama ujian. Yuda dan bapaknya diantar pulang ke Karawang pakai ambulans kemarin," ujarnya.

Ia menilai wajar bila pihak sekolah menyampaikan ancaman dikeluarkan tersebut mengingat Yuda sering tak masuk kelas. Namun, ia juga meminta pihak sekolah tak bersikap berlebihan menanggapi ketakutan Yuda tak bisa melanjutkan pendidikan karena ancaman tersebut seraya menegaskan pihaknya tak bermaksud membuka aib.

"Saya kira wajar kalau pihak sekolah berkata seperti itu. Anak yang banyak dapat nilai merahnya kan sering juga dibilang tidak akan naik kelas. Nah, dalam kasus Yuda, ya wajar kalau sekolah mengancam mengeluarkannya karena sering bolos. Tapi buat anak sekecil itu, hal itu ya menakutkan," tutur Iin.

Ia meminta semua pihak tak reaktif merespons kasus Yuda yang merawat bapaknya penderita tumor otak. Apalagi, banyak pihak bersedia menjamin bocah tersebut bisa melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang lebih tinggi.

"Tenang saja, Yuda sudah kami tangani. Minimal makannya sudah aman, bahkan banyak yang ngejaminin untuk sekolah yang lebih tinggi lagi," ujar Iin.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya