Saraswati: Ada Edukasi Perlindungan Perempuan dalam Film Dilan 1991

Politikus Rahayu Saraswati mengatakan, film Dilan 1991 mengungkap fakta kekerasan seksual yang sering terjadi.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2019, 20:03 WIB
Politikus Partai Gerindra Rahayu Saraswati. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Artis yang juga politikus Rahayu Saraswati mengatakan, film Dilan 1991 mengungkap fakta kekerasan seksual yang sering terjadi. Dua peran Dilan dan Hugo menggambarkan sosok teman laki-laki yang memiliki kepribadian yang berbeda dalam memperlakukan perempuan.

"Dilan menunjukkan sikap yang cukup menghormati kehendak perempuan. Sementara tindakan yang dilakukan Hugo menunjukkan bentuk pelecehan yang seringkali terjadi pada kehidupan nyata," ujar Saraswati usai mengadakan nonton bersama Film Dilan 1991, Minggu (3/3/2019).

Artis pemeran Senja dalam film Merah Putih mengatakan peran Dilan dalam berpacaran menunjukkan sikap hormat dan tidak memaksakan kehendak fisiknya terhadap Milea.

Sementara Hugo berbuat sebaliknya. Ia memaksakan kehendak fisik dengan berlindung pada kebebasan berekspresi dan pengaruh budaya barat.

"Di barat justru jika seorang laki-laki berperilaku seperti yang dilakukan Hugo terhadap Milea, dia sudah bisa dilaporkan ke polisi atas tindak kekerasan seksual," tambah seniman lulusan International School of Screen Acting dari London, Inggris ini.

Dalam film Dilan 1991 terdapat adegan Hugo dan Milea yang sedang menonton film di bioskop.

Hugo secara sadar memegang pundak dan merangkul Milea. Ia juga secara tiba-tiba mencium Milea tanpa mendapatkan izin terlebih dahulu.

"Di negara lain memegang pundak tanpa izin seseorang pun sudah bisa dipidana, apalagi mencium tanpa izin (against someone's will)," kata anggota Komisi VIII DPR RI dalam siaran persnya.

Saraswati mengatakan perilaku Hugo yang membuat banyak aktivis perlindungan perempuan dan anak menyampaikan adanya kekosongan hukum dalam berpacaran.

 

2 dari 2 halaman

Rekor MURI

Pemeran film Dilan 1991, Vanesha Prescila dan Iqbaal Ramadhan berpose di depan poster film di Kemang, Jakarta, Kamis (17/1). Film Dilan 1991 resmi meluncurkan trailernya pada hari ini (17/01). (Kapanlagi.com/ Adrian Utama Putra)

Pemahaman tentang apa yang dianggap boleh maupun tidak dalam memperlakukan seseorang terhadap yang lain dalam konteks pelecehan seksual pun belum semua mengerti dan menyepakati.

"Apa yang dilakukan Hugo itu bentuk pelecehan seksual yang kadang banyak orang kurang memahami. Dan itu yang sedang diperjuangkan para aktivis, terkait penegakan hukumnya," kata dia.

Pada kesempatan itu, Saraswati yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Advokasi Perempuan Partai Gerindra mengajak ratusan kader muda partai Gerindra untuk ikut menonton film Dilan 1991.

Sejumlah kader milenial itu berasal dari sayap partai Tunas Indonesia Raya (Tidar) Jakarta Barat, Gerakan Milenial Indonesia (GMI) Jakarta Barat, dan sejumlah relawan muda lainnya.

Saraswati mengatakan menonton film karya anak bangsa merupakan kegiatan yang rutin dilakukannya bersama politisi muda lainnya di partai Gerindra.

"Ini cara kami sebagai politisi milenial mendukung perfilman Indonesia. Dan kita berharap agar masyarakat khususnya generasi muda terus mencintai film-film karya anak bangsa," ujarnya.

Saraswati juga mengucapkan selamat kepada film Dilan 1991 yang berhasil mencatatkan rekor Muri. Rekor itu adalah jumlah penonton hari pertama penayangan film sebanyak 800.000 penonton.

Sementara pada hari kedua penayangan film yang diangkat dari novel Pidi Baiq itu meraih 2,7 juta penonton.

"Sekali lagi selamat atas keberhasilan film Dilan 1991 mendapatkan MURInya. Semoga memicu insan perfilman Indonesia untuk terus menghasilkan karya-karya terbaik," katanya.

Reporter : Endang Saputra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya