Menteri PUPR Bantah Tarif Tol di Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia

Juru Bicara BPN Pasangan Calon Nomor Urut 02 Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara, menyatakan bahwa tarif tol di RI jauh lebih mahal dibandingkan Malaysia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Feb 2019, 13:54 WIB
Sejumlah kendaraan melintas di ruas tol Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (30/1). Ketua DPR Bambang Soesatyo mengusulkan agar pemerintah mulai mewacanakan perizinan penggunaan jalan tol oleh pengguna sepeda motor. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono coba menanggapi pernyataan yang menyebutkan bahwa tarif tol di Indonesia masih lebih mahal dibanding negeri tetangga seperti Malaysia.

Menurutnya, itu merupakan anggapan keliru yang tak berpegang pada data. "Katanya tarif tol di Indonesia itu paling mahal. Sebetulnya itu enggak betul, menurut BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) itu ada datanya dan enggak betul," tegas dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Menurutnya, masa pembangunan tol pun turut berpengaruh terhadap penetapan tarif pada ruas tersebut. Seperti contoh, beberapa jalan tol lawas seperti Tol Jagorawi dan

Sebagai perbandingan, ia menyoroti masa pembangunan beberapa jalan tol lawas seperti Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Cikampek (Japek).

"Kalau dibandingkannya dengan tahun investasi yang sama, kita lebih murah. Misalnya Rp 110 per km untuk Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Cikampek yang berkisar Rp200 per km," sebutnya.

"Tapi kalau dibandingkan dengan Tol Batang Semarang yang Rp 1500 per km ya dia lebih mahal. Jadi tergantung melihatnya, bagaimana memanfaatkan datanya," dia menambahkan.

Adapun sebelumnya, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Pasangan Calon Nomor Urut 02 Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara, menyatakan bahwa tarif tol di Indonesia masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang dikenakan di Malaysia.

"Sebagai contoh tarif Tol Johor Baru ke Kuala Lumpur yang dalam kisaran 50.5 Ringgit Malaysia. Jadi tarif jarak Kuala Lumpur-Johor Baru berkisar Rp 350 per km," ujar dia dalam keterangan tertulis.

 

2 dari 2 halaman

Ekonom UI: Tarif Tol RI Masih Sebanding dengan Vietnam dan Malaysia

Kendaraan memadati ruas tol Jalan Gatot Soebroto di Jakarta, Rabu (30/1). Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengusulkan pemerintah supaya sepeda motor diberikan jalur khusus di jalan tol. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Tarif tol di Indonesia merupakan tarif tol termahal di Asia Tenggara (ASEAN) dengan rata-rata tarif  berkisar Rp 1.300 hingga Rp 1.500 per kilometer (Km).

Ekonom Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal menilai, tarif tol tersebut merupakan hal yang relatif, mengingat tingginya biaya pembangunan jalan tol di Indonesia. Apalagi banyak tol yang baru dibangun sehingga belum ada pengembalian modal.

"Itu relatif karena ketika kita membangun jalan tol itu mahal, intinya harus ada potensi pengembaliannya yang juga kalau dilihat rasio opex dan capexnya itu sebenarnya cukup mahal, apalagi di daerah yang mahal harga tanahnya, jadi memang cukup tinggi tarifnya," kata Fithra saat ditemui di Kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019).

Kendati demikian, Fithra mengatakan, jika dibandingkan dengan negara lainnya di ASEAN tarif tol di Indonesia bukan merupakan yang paling mahal.

"Kalau dibandingkan dengan ASEAN itu relatif, kalau dibandingkan dengan Singapura, tentu mereka lebih tinggi. Tapi dibandingkan Malaysia dan Vietnam ya so so lah (sebanding)," ujar dia.

Sebagai informasi, di negara-negara tetangga, seperti Singapura tarif tol rata-rata Rp 778/Km, Malaysia Rp 492/Km, Thailand dalam kisaran Rp 440/Km, Vietnam dalam kisaran Rp 1.200/Km, dan Filipina Rp 1.050/Km.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya