Ma'ruf Amin: Urusan Sudah Selesai, untuk Apa Reuni 212?

Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menolak hadir dalam Reuni 212. Menurut dia, reuni itu tak perlu dilakukan karena aksi tersebut telah usai.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2018, 12:17 WIB
Ketum MUI KH Ma'ruf Amin (kiri) memberi sambutan terkait bantuan Taipei Economic and Trade Office (TETO), Jakarta, Selasa (9/10). TETO menyerahkan bantuan USD 500 ribu atau sekitar Rp 7,6 miliar untuk korban bencana Sulteng. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menolak hadir dalam Reuni 212. Menurut dia, reuni itu tak perlu dilakukan karena aksi tersebut telah usai.

"Untuk apa reuni itu. Urusannya 212 sudah selesai," kata Ma'ruf di rumah Situbondo, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018).

Ma'ruf menanggap reuni peserta aksi bela Islam tidak perlu dilaksanakan terlebih jika itu bermuatan politis. Namun, tak masalah jika untuk silaturahmi semata.

"Kalau hanya urusan kekeluargaan silaturahim, tapi kalau ada agenda politik tidak perlu," kata Ma'ruf Amin.

Mantan Rais Aam Nahdlatul Ulama itu menjelaskan tidak ada masalah massa aksi reuni untuk bersilaturahmi. Akan tetapi, Ma'ruf Amin menolak keras apabila disisipi gerakan politik negatif destruktif.

"Kalau tidak gerakan politik yang negatif destruktif saya kira sebenarnya bagus-bagus saja untuk mengingatkan, tapi jangan kemudian menjadi gerakan politik tertentu, untuk apa namanya, merobohkan rezim, untuk mengganggu pemerintahan yang ada," tegasnya.

2 dari 2 halaman

Kasus Ahok

Aksi 212 atau dikenal aksi bela Islam 2 Desember merupakan reaksi massa atas ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ketika itu, karena dianggap menistakan agama.

Ma'ruf Amin selaku Ketua MUI adalah tokoh yang mengeluarkan fatwa bahwa Ahok telah menistakan agama, yang menjadi titik timbul reaksi massa ke jalan.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya