Sandiaga Uno Lepas 51,40 Juta Saham Saratoga Investama

Setelah jual saham, Sandiaga Uno memiliki 25,90 persen saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Okt 2018, 19:30 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sandiaga Uno menjual 51,40 juta saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Ia meraup dana Rp 194,08 miliar dari penjualan saham SRTG tersebut.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/10/2018), Sandiaga Uno melepas saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dalam dua tahap antara lain pertama pada 2 Oktober 2018 dengan jual 12 juta saham. Kemudian pada 3 Oktober 2018, Sandiaga Uno jual 39,40 juta saham.

"Harga penjualan per saham Rp 3.776," seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Adapun tujuan transaksi untuk divestasi. Dengan penjualan saham itu, Sandiaga memiliki 702,71 juta saham atau 25,90 persen dari sebelumnya 754,11 juta saham SRTG atau sekitar 27,79 persen.

Kepemilikan saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk yang merupakan perusahaan investasi ini antara lain Edwin Soeryadjaya sebesar 31,04 persen, PT Unitras Pertama sebesar 32,62 persen, pemegang saham lainnya sebesar 8,5 persen, saham treasury sebesar 0,034 persen, dan Andi Esfandiari sebesar 0,013 persen.

 

2 dari 2 halaman

23 Perusahaan Siap Melantai di BEI hingga Akhir Tahun

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) merayakan masuknya 600 perusahaan tercatat di pasar modal RI. Tercatat, masih ada sekitar 23 perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) hingga akhir tahun 2018.

"Perusahaan-perusahaan dengan buku tahun per Maret 2018, mungkin Septembernya sudah habis. Harapannya ini optimistis semua di pipeline saat ini bisa mencatatkan sahamnya periode tahun ini," tutur Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyomat Yetna di Jakarta, Jumat 28 September 2018.

Nyoman menambahkan, hingga hari ini sebanyak 37 perusahaan telah tercatat melakukan IPO. Itu termasuk PT Natural City Developments (CITY) pada pagi hari tadi.

"Dengan demikian, jumlah emiten tercatat menjadi 600 sejak berdirinya BEI di tahun 1977," ujarnya.

Seperti diketahui, otoritas BEI telah melakukan berbagai upaya mendorong semakin banyaknya perusahaan untuk segera go public. Itu salah satunya mempermudah dari segi perizinan pencatatan di BEI.

Nyoman berharap, ke depannya semakin banyak perusahaan yang tergerak menjadi perusahaan terbuka.

"BEI berharap akan semakin banyak perusahaan yang menjadi bagian dari pasar modal dengan melakukan pencatatan sahamnya. Ini menambah pilihan instrumen investasi bagi investor serta meningkatkan likuiditas pasar modal Indonesia," pungkas dia.

Adapun 23 perusahaan dalam daftar pipeline BEI 2018 adalah sebagai berikut:

1. PT Kota Satu Properti Tbk

2. PT Cottonindo Ariesta Tbk

3. PT Supertrane Mitra Utama Tbk

4. PT Satria Antaran Prima Tbk

5. PT Garuda Food Putra Putri Jaya Tbk

6. PT Propertindo Mulia lnvestama Tbk

7. PT Super Energy Tbk

8. PT Shield On Service Tbk

9. PT Satria Mega Kencana Tbk

10. PT Yelooo lntegra Datanet Tbk

11. PT Kagum Jaya Sakti Tbk

12. PT HK Metals Utama Tbk

13. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk

14. PT Oto Trans Indo Tbk

15. PT Jaya Bersama Indo Tbk

16. PT Dewata Freightintemational Tbk

17. PT Pool Advista Finance Tbk

18. PT Sentral Mitra lnlormatika Tbk

19. PT Darmi Bersaudara Tbk

20. PT Distributor Voucher Nusantara

21. PT Bersatu Sejahtera Mandiri Tbk

22. PT Urban Jakarta Propertindo Tbk

23. PT Estika Tata Tiara Tbk

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya