Donald Trump Diterpa Isu Dugaan Skandal Pajak

Donald Trump tengah diterpa isu dugaan skandal pajak yang dilakukannya pada 1990-an, menurut laporan the New York Times.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Okt 2018, 17:04 WIB
Presiden AS Donald Trump saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB 2018 di New York (25/9) (Mary Altaffer / AP PHOTO)

Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah diterpa isu dugaan skandal pajak yang dilakukannya pada tahun 1990-an, menurut investigasi terbaru surat kabar ternama The New York Times (the Times) yang dipublikasikan pada Selasa 2 Oktober 2018.

Seperti dikutip dari CNN, Kamis (4/10/2018), the Times menulis bahwa Trump diduga "membantu orangtuanya menghindari pajak pada 1990-an".

Surat kabar itu juga menemukan beberapa informasi tudingan lain. Salah satunya, "tindakan penipuan pajak langsung" yang memungkinkan orangtua Trump mengumpulkan kekayaan untuk kemudian diwariskan kepada sang miliarder nyentrik dan saudara-saudaranya.

Trump menerima setidaknya US$ 413 juta (sesuai kurs saat ini) dari kerajaan real estat ayahnya.

Sang presiden dan saudara-saudaranya juga dituduh membantu orangtuanya membangun kekayaan mereka dengan menyembunyikan jutaan dolar dalam bentuk hadiah di sebuah "perusahaan palsu", menurut the Times.

Trump juga dituding membantu ayahnya dalam melakukan "pemotongan pajak yang tidak pantas senilai jutaan dolar lebih".

Dia juga disangkakan membantu untuk "merumuskan strategi" bagi orangtuanya untuk menurunkan nilai kepemilikan real estat mereka pada laporan tax return, guna mengurangi nilai tagihan pajak, menurut catatan yang ditinjau oleh Times.

Surat kabar itu melakukan lebih dari satu bulan penyelidikan, dengan meninjau lebih dari 100 ribu  halaman dokumen, berupa laporan bank, audit keuangan, laporan pencairan uang tunai dan cek yang dibatalkan.

Dokumen itu termasuk lebih dari 200 tax return dari Fred C Trump, ayah Presiden, perusahaan mitra dan dana perwalian yang berhubungan dengan kerajaan bisnis Trump. The Times juga mewawancarai beberapa mantan karyawan dan penasihat ayah Trump.

Respons Trump

Presiden Donald Trump segera merespons laporan tersebut lewat sebuah twit yang diunggahnya melalui @realDonaldTrmp pada Rabu, 3 Oktober 2018. Dalam twit itu, Trump menyebut tudingan yang dilontarkan oleh the Times sebagai "tuduhan yang sangat tua, membosankan, dan telah berulang diceritakan".

Namun, dia tidak secara langsung membantah temuan the Times.

Di sisi lain, pengacara Trump, Charles Harder menyebut tudingan the Times "salah 100 persen".

"Tuduhan New York Times tentang penipuan dan penghindaran pajak adalah 100 persen salah, dan sangat mencemarkan nama baik," kata Harder, menurut surat kabar itu.

"Tidak ada penipuan atau penghindaran pajak oleh siapa pun. Fakta-fakta yang mendasari Times untuk melontarkan tuduhan palsu itu sangat tidak akurat," kata Harder.

Saudara Trump, Robert Trump, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Times bahwa semua "pajak yang diperlukan telah dibayarkan."

"Ayah tersayang kami, Fred C Trump, meninggal pada Juni 1999. Ibu kami yang tercinta, Mary Anne Trump, meninggal pada Agustus 2000," kata Robert Trump dalam pernyataannya kepada The Times.

"Semua hadiah dan tax returns atas aset tanah telah diajukan, dan pajak yang diperlukan telah dibayar. Perkebunan ayah kami ditutup pada 2001 oleh Internal Revenue Service (Otoritas Pajak Federal AS) dan otoritas pajak New York State, dan tanah ibu kami ditutup pada tahun 2004. Keluarga kami tidak memiliki komentar lain tentang hal-hal yang terjadi sekitar 20 tahun yang lalu, dan meminta Anda menghargai dan menghormati privasi orang tua kita yang meninggal, semoga Tuhan mengistirahatkan jiwa mereka."

"Fred Trump telah pergi selama hampir 20 tahun dan sedih menyaksikan serangan menyesatkan ini terhadap keluarga Trump oleh New York Times yang gagal," kata sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders dalam sebuah pernyataan Selasa.

"Beberapa dekade yang lalu, IRS telah meninjau dan menandatangani transaksi ini."

Catatan yang ditinjau oleh the Times tidak termasuk pajak pribadi Trump atau transaksi bisnisnya baru-baru ini.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

'Misteri' Pajak Trump

Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Pajak Presiden Donald Trump merupakan misteri sejak ia pertama kali mencalonkan diri untuk jabatan Orang Nomor 1 AS.

Selama kampanye, ia telah melanggar norma pilpres dan menolak untuk memberikan dokumen tax returns untuk peninjauan publik.

Dokumen-dokumen itu tetap berstatus privat, bahkan ketika ia telah menjabat sebagai presiden, dan Trump berdalih dengan mengatakan bahwa ia telah berulang kali mengatakan bahwa dirinya telah selesai menjalani audit oleh IRS sejak 2016.

Berada di bawah audit IRS tak membuat seseorang bisa menolak untuk mengungkap pajak ke publik ketika diminta oleh otoritas.

Meskipun Trump belum merilis laporan tax returns-nya, laporan the Times menyajikan "akuntansi publik pertama" dari pendapatan yang diterima Presiden selama beberapa dekade dari bisnis keluarganya.

James Gazzale, juru bicara Departemen Pajak dan Keuangan Negara Bagian New York, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya "sedang meninjau tuduhan dalam artikel NYT dan mengupayakan semua penyelidikan yang tepat."

Laporan Times juga menawarkan penggambaran yang jauh berbeda tentang bagaimana presiden memperoleh kekayaannya, setelah beberapa dekade menggambarkan dirinya sebagai "manusia yang berdiri sendiri dalam berbisnis".

Trump mulai menghasilkan uang dari ayahnya ketika dia masih balita, dan setelah lulus kuliah, ayahnya memberi dia setara dengan US$ 1 juta setahun.

Menginjak usia 40-an dan 50-an, jumlah kekayaannya mencapai lebih dari US$ 5 juta, lapor Times.

Ayah Trump "tanpa henti dan kreatif" menemukan cara untuk menyalurkan kekayaan kepada anak-anaknya, menurut Times.

Trump berada di daftar gaji ayahnya untuk beberapa posisi.

Pinjaman setelah pinjaman diberikan oleh Fred Trump dan sering tidak pernah dilunasi oleh Donald Trump.

Trump mendapat uang dari ayahnya untuk mobil, membeli saham dan kantor pertamanya di Manhattan. Dia bahkan diberi US$ 10.000 dalam bentuk cek untuk Natal, menurut Times.

Satu peristiwa yang tidak diketahui sebelumnya yang disingkap oleh Times menunjukkan bagaimana Trump dan saudara-saudaranya berhasil memperoleh kepemilikan sebagian besar bisnis ayahnya pada 22 November 1997, satu setengah tahun sebelum ayahnya meninggal.

Untuk melakukannya, mereka menggunakan jenis kepercayaan khusus yang disebut grantor-retained annuity trust (GRAT) atau "kepercayaan anuitas pemberi hibah".

Perwalian semacam itu membantu mereka memberikan kekayaan seperti saham, real estat, dan koleksi seni dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa membayar pajak properti apa pun.

Untuk keluarga Trump, itu berarti menempatkan setengah properti mereka ke dalam kepercayaan di bawah nama Fred Trump dan setengah lainnya ke dalam nama istrinya, Mary Anne Trump, menurut Times.

Kemudian, orangtua Trump memberi anak-anak mereka sekitar dua pertiga dari aset mereka dalam dana perwalian. Trump dan saudara-saudaranya membeli sepertiga sisanya dengan melakukan pembayaran anuitas kepada orang tua mereka selama dua tahun.

Setelah selesai, Trump dan saudara-saudaranya memiliki hampir semua kerajaan ayahnya "bebas dan bersih dari pajak warisan," menurut Times.

Trump dan saudara-saudaranya juga menurunkan nilai kepemilikan real estat ayah mereka menjadi US$ 41,4 juta, menghindari ratusan juta kewajiban pajak dalam bentuk pajak hadiah, menurut Times.

Selama dekade berikutnya, properti yang sama akan dijual untuk "lebih dari 16 kali lipatnya," menurut the Times.

Namun, bayaran terbesar yang pernah didapat Trump dari ayahnya datang setelah kematiannya, pada 4 Mei 2004.

Donald Trump mewarisi US$ 177,3 juta atau US$ 236,2 juta dalam kurs saat ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya