Pengguna Wanita di Tinder Kini Punya Kontrol untuk Mengatur Obrolan

Fitur baru bernama “My Move” ini berfungsi apabila pasangan sudah match satu sama lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Sep 2018, 13:30 WIB
Photo: SlashGear

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi kencan online Tinder, baru saja menguji fitur baru untuk memudahkan pengguna wanitanya.

Seperti diketahui, pengguna Tinder--baik pria dan wanita--memiliki kontrol sama-sama bisa memulai obrolan sesaat setelah mereka match. 

Meski pada akhirnya sudah match, tetapi sama-sama tak tertarik, mereka pun sebetulnya masih bisa melanjutkan obrolan.

Nah, fitur baru Tinder yang diujicobakan ini, nantinya akan memberikan kontrol kepada pengguna wanita untuk memulai obrolan lebih dulu. Biasanya dari yang sudah-sudah, pengguna pria dinilai lebih agresif karena kerap menyapa duluan.

Seperti dilansir Ubergizmo, Jumat (28/9/2018), fitur baru bernama “My Move” ini berfungsi apabila pasangan sudah match satu sama lain.

Uniknya, jika sudah match tetapi ternyata tidak sreg, pengguna wanita bisa menyetop obrolan sehingga lawan bicaranya tidak dapat bergabung lagi ke dalam kolom obrolan.

“Tinder merupakan platform yang menjunjung rasa saling menghormati, kesepakatan, dan pilihan. Dengan fitur, pengguna bisa memilih pasangan yang dianggap nyaman di setiap waktu dan berhak untuk mengendalikan obrolan,” tutur Taru Kapoor, General Managers Tinder Match Group.

Untuk saat ini, fitur My Move masih diuji coba secara terbatas India. Namun, tidak menutup kemungkinan fitur ini juga kelak hadir di negara-negara lain.

 

2 dari 3 halaman

Induk Usaha Tinder Akuisisi Aplikasi Kencan Pesaing

Ingin profil Anda lebih 'laris manis' di aplikasi kencan Tinder? Berikut triknya.(Doc: Wired)

Terlepas dari kabar tersebut, aplikasi kencan Tinder tampaknya akan semakin berkuasa di dunia aplikasi perjodohan, pasalnya induk perusahaan mereka baru membeli pesaing mereka, aplikasi Hinge.

Dilansir The Verge, Jumat (22/6/2018), Match Group (induk perusahaan Tinder) mengakuisisi 51 persen saham Hinge.

Yang mengejutkan dari hal ini ialah Hinge sebetulnya menampilkan diri mereka sebagai anti-Tinder.

Ketimbang memakai 'swipe' seperti di Tinder, layanan Hinge mengajak penggunanya agar membuat profil terlebih dulu untuk mencari siapa yang cocok dengan mereka.

Setelahnya, pengguna harus menjawab beberapa pertanyaan unik demi mendapat potensi jodoh yang pas.

 

3 dari 3 halaman

Pujian untuk Hinge

Lewat aplikasi Tinder, gadis ini berhasil raih nafkah sebesar Rp 241 juta dalam 5 bulan

Mandy Ginsberg, CEO Match Group, memberikan pujian kepada layanan Hinge.

"Hinge memiliki relevansi tinggi terutama di kalangan wanita urban milenial yang terdidik dalam mencari hubungan," ucapnya.

Tinder sendiri sudah memiliki lebih dari 10 juta pengguna dan popularitas konsisten, sebab pangsanya tidak tersegementasi dan bisa dipakai oleh semua orang dengan selera berbeda.

Pembelian Hinge memperkuat dominasi Match Group di ajang layanan kencan. Selain Tinder, tercatat ada OKCupid, Match, dan PlentyOfFish yang berada di bawah Match Group.

Salah satu pesaing utama dari Tinder yang belum bisa mereka beli adalah Bumble. Sebelumnya, Bumble juga hampir dibeli, sayangnya rencana tersebut dihalangi perselisihan antara kedua belah pihak.

(Vivi Hartini/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya