Jelang Pengumuman The Fed, Indeks S&P 500 Tertekan

Saham-saham di sektor energi mampu parkir di zona hijau karena kenaikan harga minyak.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Sep 2018, 05:33 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street tertekan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan indeks acuan di bursa saham Amerika Serikat (AS) ini karena sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Reuters, Rabu (26/9/2018), indeks acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,26 persen menjadi berakhir pada 26.492,21 poin. Untuk S&P 500 kehilangan 0,13 persen menjadi 2.915,56 poin.

Berbeda, Nasdaq Composite naik 0,18 persen menjadi 8.007,47. Saham Amazon.com Inc memberikan dorongan sehingga mengangkat Nasdaq ke zona hijau.

Sebagian besar indeks acuan di Wall Street mengalami tekanan karena tekanan dari saham-saham di sektor keuangan. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS membuat saham sektor keuangan turun 0,38 persen.

Investor ternyata lebih menyukai suku bunga rendah karena membuat pembayaran dividen solid.

Namun untungnya, pelemahan di sektor keuangan ini mampu diimbangi oleh penguatan di sektor energi sehingga penurunan S&P 500 tak terlalu dalam.

Saham-saham di sektor energi mampu parkir di zona hijau karena kenaikan harga minyak. Adanya sanksi AS terhadap Iran mendorong harga minyak terus meranagkak naik.

Selain itu, keengganan Rusia untuk menaikkan produksi juga menjadi salah satu menyebab kenaikan harga minyak.

"Banyak hall yang mempengaruhi gerak Wall Street dan semuanya tak terlalu besar," jelas analis Bright Trading LLC, Dennis Dick.

"Jadi sebaiknya Anda sebagai investor harus jeli dan berhati-haati membeli saham, jangan sampai terjerumus," tambah dia.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kinerja sama

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham Nike inc turun 2,89 persen usai melaporkan hasil kuartalan.

Saham CenturyLink juga jaruh 8 persen setelah direktur keuangan perusahaan yaitu Sunit Patel menyatakan mengundurkan diri dan bergabung dengan T-Mobile US Inc.

Sunit Patel memutuskan untuk bergabung dengan T-Mobile US Inc karena akan mengurusi integrasi perusahaan tersebut dengan Sprint. Saham T-Mobile naik 0,77 persen dan Sprint bertambah 0,31 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya