Merasa Geraknya Dibatasi, Sandiaga Minta Jumlah Pengawal Dikurangi

Jumlah pengawal untuk capres dan cawapres selama Pilpres 2019 yakni 37 anggota untuk masing-masing calon. Sandi meminta agar dikurangi menjadi 7 orang.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 24 Sep 2018, 06:30 WIB
Cawapres Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke Kantor Pimpinan Pusat MTA untuk silaturahmi dan minta doa restu,Sabtu (22/9).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menilai, jumlah pengawal yang menjaga capres dan cawapres selama masa Pilpres 2019 terlalu banyak.

Jumlah pengawal yang terlalu banyak yakni 37 anggota, membuat Sandiaga merasa geraknya dibatasi. Dia juga mengungkap, interaksi dengan masyarakat menjadi kurang rekat karena terlalu ramai penjagaan.

"Salah satu yang membuat kita berjarak dengan masyarakat, saya tadi juga bicara sama Pak Tito, bahwa Pak Prabowo dan saya merasakan pengamanan pengawalan dengan 37 anggota ini terlalu masif," keluh Sandiaga di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018).

Karena itu, dia meminta jumlah pengawal dikurangi. Menurut dia, pengurangan jumlah pengawal dapat meringankan beban ekonomi negara.

"Setiap hari ya setiap jalan lah, melekat. Jadi berarti anggaran negaranya ikut terbebani. Sekarang kita dalam keadaan yang kurang baik ekonomi, anggaran pemerintah sangat cekak. Kenapa nggak kita kurangin aja?" ucap Sandiaga Uno.

 

2 dari 2 halaman

Respons Kapolri

Menurut Sandiaga, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyambut baik hal tersebut. Jenderal bintang empat itu mengatakan, hal tersebut akan dikondisikan sesuai kebutuhan.

"Nah Pak Tito bilang menyesuaikan saja. Jadi saya lagi mereview sekarang bersama Pak Prabowo, berapa jumlah yang menurut kami diperlukan dan tidak membebani anggaran negara," lanjut Sandi.

Sandi sendiri merasa tujuh orang pengawalan sudah cukup. Bahkan jumlah tersebut bisa ditekan menjadi enam. Tergantung lokasi kampanye. Sandi mengaku tidak khawatir dengan hal seperti ancaman bila pengawalan dikurangi.

"Saya sudah ngejalanin Pilkada yang paling luar biasa, masyarkat kalau enggak diprovokasi mereka menerima kok, mereka mungkin berbeda pilihan tapi nggak terus nggak mau menerima kita terus saling persekusi," pungkas Sandi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya