Israel Evakuasi Ratusan Relawan Helm Putih yang Terjebak Perang Suriah

Ratusan relawan 'Helm Putih' dikabarkan telah berhasil dievakuasi keluar dari Perang Suriah yang terus bergejolak.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Jul 2018, 13:05 WIB
Relawan Helm Putih mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan korban perang Suriah (AP/Civil Defense Idlib)

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Israel berkoordinasi dengan sekutu Amerika Serikat (AS) dan Eropa, mengevakuasi ratusan petugas penyelamat Suriah White Helmets yang dikenal dengan Helm Putih, dari dekat perbatasannya yang bergejolak.

Kelompok Helm Putih, yang sebagian besar merupakan relawan asal Suriah, terperangkap di sebuah wilayah yang dikepung oleh pasukan Suriah di satu sisi, dan diadang oleh militan yang berafiliasi dengan ISIS di sisi lainnya.

Dikutip dari Time.com, Minggu (23/7/2018), seluruh relawan penyelamat dievakuasi ke wilayah Yordania, sebelum kemudian diharapkan dapat diterima suakanya di Eropa dan Kanada dalam beberapa minggu mendatang.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan pada Minggu, 22 Juli 2018, bahwa 422 relawan Helm Putih telah dievakuasi, bukan sejumlah 800 orang yang disebutkan

Militer Israel mengatakan operasi yang dilakukan pada Minggu malam itu adalah "gerakan kemanusiaan yang luar biasa" atas permintaan Amerika Serikat dan sekutu Eropa karena "ancaman langsung terhadap kehidupan (di Suriah)."

Mereka mengunggah sebuah video di internet, yang menunjukkan para prajurit Zionis membagi-bagikan botol air untuk para relawan penyelamat yang dievakuasi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan terpisah, mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, PM Kanada Justin Trudeau, dan beberapa pihak lain telah memintanya untuk membantu mengevakuasi anggota kelompok Helm Putih.

"Mereka (Helm Putih) adalah orang-orang yang menyelamatkan nyawa dan yang hidupnya sekarang dalam bahaya. Saya secara resmi membawa mereka melalui Israel ke negara lain, sebagai gerakan kemanusiaan yang penting," kata PM Netanyahu.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Intervensi Pertama Israel

Warga mengamati bangunan yang mengalami kerusakan di Ghouta Timur, Minggu (25/2). Data PBB menyebut ada sekitar 400.000 orang yang masih terjebak dalam perang antara pasukan rezim Suriah dengan pasukan pemberontak di Ghouta Timur. (HAMZA AL-AJWEH/AFP)

Di lain pihak, Kementerian Luar Negeri AS menyambut baik aksi penyelamatan para relawan Helm Putih, seraya meneruskan mandat PBB kepada Israel dan Yordania, untuk bersama-sama membantu operasi evakuasi itu.

Pernyataan dari juru bicara Kemlu AS, Heather Nauert, juga menyerukan kepada pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia, untuk mematuhi komitmen mereka, mengakhiri kekerasan, dan melindungi semua warga sipil Suriah, termasuk kelompok humanitarian seperti Helm Putih.

Para anggota Helm Putih --beberapa membawa serta keluarganya-- dikabarkan telah terjebak di sepanjang perbatasan antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dan serbuan militan Suriah dari arah barat daya, menyusul intensitas konflik yang meningkat sejak awal Juni.

Kepala tim relawan Helm Putih, Raed Saleh, yang juga dikenal sebagai anggota Pertahanan Sipil Suriah, mengatakan sejumlah relawan dan keluarga mereka dievakuasi dari daerah yang berbahaya dan terkepung.

Menurutnya, evakuasi itu merupakan intervensi Israel yang pertama dalam perang saudara di Suriah, di mana saat ini memasuki tahun kedelapan.

Meski telah mengirim bantuan dan telah memberikan perawatan medis kepada ribuan warga lokal di perbatasan Dataran Tinggi Golan, militer Israel menegaskan bahwa tindakannya itu tidak akan mengubah kebijakan non-intervensi Israel dalam perang Suriah, di mana semua pihak yang berseteru dianggap bermusuhan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya