Kondisi Memprihatinkan Benteng Pertahanan Terakhir Rakyat Aceh Melawan Belanda

Benteng tersebut tak hanya menjadi tempat pertahanan rakyat Aceh sembari merumuskan strategi perlawanan melawan Belanda, tetapi juga menjadi masjid.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jul 2018, 19:02 WIB
Peneliti Indonesia temukan nisan kuno di Azerbaijan yang mirip dengan nisan kuno di Aceh dan Barus (Istimewa)

Liputan6.com, Banda Aceh - Kondisi situs cagar budaya, Benteng Ulama Gunung Biram yang terletak di Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, hingga saat ini dinilai sangat memprihatinkan, baik struktur maupun fisiknya.

Arkeolog Islam Aceh, Husaini Ibrahim menyatakan, Benteng Gunung Biram tersebut menjadi pilar terakhir dalam perang Belanda di Aceh yang pada masa itu dipimpin oleh banyak ulama.

Dilansir Antara, Selasa, 26 Juni 2018, di area benteng yang berada di Desa Lam Tamot itu juga terdapat makam Tengku Syik Tu Gunong Biram. Ia merupakan salah satu ulama besar pada saat itu.

Ia mengatakan benteng tersebut menjadi tempat pertahanan warga dari penguasaan tanah oleh Belanda. Benteng tersebut digunakan sejumlah ulama dan pejuang Aceh, seperti Tengku Cik di Tiro dan Tuanku Hasyim Banta Muda, tidak hanya sebagai tempat merumuskan strategi perlawanan, tetapi juga sebagai masjid.

Maka itu, benteng bernilai sejarah tinggi dan harus diselamatkan keberadaannya dari segala kerusakan situs budaya. Temuan di lapangan menunjukkan sebagian struktur bangunan sudah hancur walau situs tersebut sudah dipasang plang Cagar Budaya Aceh yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh (BPCB).

Husaini berharap Pemkab Aceh Besar dan BPCB serius merawat Benteng Gunung Biram itu agar bangunan tersebut tetap lestari sebelum terancam punah digerus massa.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya