Liputan6.com, Jakarta: Akhir pekan ini, harga minyak mentah terpantau mengalami kenaikan. Meski tidak terlalu signifikan, kenaikan harga minyak mentah cukup memberikan sinyalemen tren bullish dalam 3 hari terakhir. Kenaikan harga minyak semalam dipicu oleh masih flatnya data tingkat pengangguran AS yang sebesar 9,1%.
Selain itu, penguatan harga minyak juga dipicu oleh adanya sikap optimis terhadap data-data di sektor rill seperti sektor manufaktur global yang diprediksi akan masih mengalami kenaikan seiring dengan naiknya data tersebut pada tiga negara industri seperti AS, Jepang dan Inggris.Minyak mentah berjangka naik 39 sen menjadi 82,98 dollar per barel dan minyak mentah jenis Brent naik 15 sen menjadi 105,88 dollar per barel.
Menurut analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan harga minyak untuk pekan depan diperkirakan akan masih berpeluang naik dengan level support sebesar 81,37 dollar per barel dan level resistant sebesar 84 dollar per barel.(http://www.vibiznews.com/ARI)
Selain itu, penguatan harga minyak juga dipicu oleh adanya sikap optimis terhadap data-data di sektor rill seperti sektor manufaktur global yang diprediksi akan masih mengalami kenaikan seiring dengan naiknya data tersebut pada tiga negara industri seperti AS, Jepang dan Inggris.Minyak mentah berjangka naik 39 sen menjadi 82,98 dollar per barel dan minyak mentah jenis Brent naik 15 sen menjadi 105,88 dollar per barel.
Menurut analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan harga minyak untuk pekan depan diperkirakan akan masih berpeluang naik dengan level support sebesar 81,37 dollar per barel dan level resistant sebesar 84 dollar per barel.(http://www.vibiznews.com/ARI)
