Pasar Srowolan, Saksi Sejarah Perjuangan Indonesia

Sebuah pasar di Lereng Gunung Merapi, Sleman, DIY, menjadi saksi perjuangan para pahlawan Tanah Air saat merebut kemerdekaan dari tangan Belanda.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Agu 2011, 11:19 WIB
Liputan6.com, Sleman: Pasar Srowolan di Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyimpan kisah perjuangan bangsa Indonesia saat merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Pasar tradisonal di lereng Gunung Merapi itu didirikan pada 1921 dan menempati tanah milik Kraton Yogyakarta.

Saat banyak desa atau dusun di Yogyakarta dan Sleman ditinggalkan warga akibat agresi militer Belanda, pasar itu menjadi lokasi berkumpulnya para pejuang dan pengungsi. Mereka berkoordinasi dan bersembunyi dari serangan tentara musuh.

Berbeda dibandingkan pasar lain, Pasar Srowolan terletak di lokasi yang tergolong terpencil dan tersembunyi, sehingga dianggap aman dari incaran musuh. Di pasar itu, para pejuang mendapat berbagai bantuan dari warga untuk meneruskan perjuangannya, seperti uang, bantuan makanan, dan perbekalan lainnya.

Dalam perjalanannya, pasar itu pun lebih dikenal dengan nama Pasar Perjuangan. Dari pantauan SCTV, Rabu (17/8), di pasar tersebut tidak hanya terdapat bangunan pasar, tapi juga gedung bekas Kemantren Srowolan, yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kecamatan Pakem, Sleman.

Di utara bangunan pasar berdiri sebuah Sanggar Budaya Sayuti Melik. Sanggar itu didirikan sebagai penghormatan terhadap pengetik naskah proklamasi Sayuti Melik, yang lahir dan dimakamkan di desa tersebut.

Sayuti Melik adalah wartawan dan pejuang nasional. Ia merupakan anak seorang kepala kerohanian di wilayah tersebut bernama Dul Maini. Sayuti Melik termasuk anggota kelompok yang mempersiapkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia, selain Soekarno, Hatta, Sukarni, dan Ahmad Subarjo.(BJK/SHA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya